Gubernur BI Perry Warjiyo. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) mencatat pembelian surat berharga negara (SBN) melalui skema berbagi beban atau burden sharing untuk pembiayaan APBN dalam menangani dampak pandemi Covid-19 hingga 19 Juli 2021 mencapai Rp124,13 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan skema burden sharing untuk meringankan beban pemerintah sejak tahun lalu. Menurutnya, skema burden sharing akan membantu pemerintah mencukupi kebutuhan pembiayaan anggaran untuk belanja baik public goods maupun non-public goods.
"Pembelian SBN di pasar perdana tercatat sebesar Rp124,13 triliun," katanya melalui konferensi video, Kamis (22/7/2021).
Perry mengatakan pembelian SBN tersebut terdiri atas Rp48,67 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme green shoeoption (GSO). BI membeli SBN berdasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) I bersama dengan Kementerian Keuangan. SKB tersebut juga telah diperpanjang hingga 31 Desember 2021.
Perry menyebut koordinasi antara BI sebagai otoritas moneter dan pemerintah terjalin dengan erat. Menurutnya, BI akan terus mendukung mempercepat dampak stimulus fiskal terhadap pemulihan ekonomi.
Selain itu, BI juga menambah likuiditas atau quantitative easing di perbankan sebesar Rp 101,1 triliun hingga 19 Juli 2021. Menurut Perry, langkah tersebut ditempuh untuk memastikan bahwa kondisi likuiditas tetap longgar.
"Koordinasi fiskal dan moneter sangat erat, tidak hanya di level Bu Menteri Keuangan [Sri Mulyani] dan saya, tetapi juga di level deputi gubernur senior, wakil menteri keuangan, sampai di tingkat direktur," ujarnya. (kaw)