Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) mengembangkan sistem teknologi informasi berbasis aplikasi web form bernama Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) 4.0 untuk menyempurnakan pelayanan kepada pengguna jasa.
Kepala Subdirektorat Strategi dan Perencanaan Sistem Informasi Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Muhammad Hilal Nur Sholihin mengatakan pengembangan CEISA 4.0 telah berjalan sejak 2018. Menurutnya, penyempurnaan sistem tersebut juga untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
"Harapannya sistem ini menjadi bahan dasar penentuan kebijakan ke depannya dengan menghasilkan laporan bersifat deskriptif yang diharapkan mampu memprediksi pengambilan keputusan," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).
Hilal mengatakan DJBC telah mengadopsi konsep secure, measurable, automated, risk management-based, and technology-driven (SMART Customs) untuk menciptakan potensi kolaborasi berbagai pihak dan inovasi untuk pengembangan bisnis baru. Selain itu, DJBC melalui data yang terhimpun dalam CEISA 4.0 juga bisa menjadi katalisator untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurutnya, CEISA 4.0 akan memudahkan integrasi dan kolaborasi antara government to government (G2G), business to government (B2G), serta business to business (B2B). Aplikasi tersebut mulai dijalankan pada 2020. Ada berbagai perbaikan pada proses komputerisasi dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Dia menyebut pengembangan CEISA 4.0 juga sudah sesuai dengan berbagai teknologi terkini, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) serta penyimpanan data digital atau blockchain sehingga akan menunjang pengawasan dan pelayanan Bea Cukai.
Hilal menjelaskan CEISA 4.0 mengusung pilar single core system, yakni penyatuan beberapa sistem utama CEISA yang selama ini terpisah, terdiri atas banyak modul aplikasi untuk setiap layanan berbeda, baik impor, ekspor, tempat penimbunan berikat, dan free trade zone (FTZ) area.
Menurutnya, CEISA 4.0 akan mampu mengoptimalkan kegiatan pengawasan dengan pemanfaatan teknologi untuk menunjang profiling, smart targeting, dan passenger risk management pada unit pengawasan.
Pengembangan sistem teknologi informasi Bea Cukai untuk menunjang sistem pelayanannya telah dimulai sejak 1990 dan mengalami beberapa evolusi. Ketika CEISA pertama kali diluncurkan pada 2012, semua pengguna jasa bisa mengakses kapan pun dan di mana pun melalui koneksi internet.
"Diproyeksikan semua jenis layanan dan sistem aplikasi akan rampung pada tahun 2024," ujarnya. (kaw)