Ilustrasi. Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada penerima vaksin anggota tim National Paralympic Committee (NPC) Indonesia saat vaksinasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sampangan Solo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021). Vaksinasi tersebut untuk menjaga kesehatan tim NPC Indonesia dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19, guna memperlancar pelaksanaan pelatnas dan persiapan Paralimpic Games di Tokyo, Jepang pada Maret 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Maulana Sur
JAKARTA, DDTCNews – Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pemerintah akan memberikan vaksinasi Covid-19 kepada 170 juta orang hingga Desember 2021.
Erick mengatakan angka tersebut setara dengan 70% penduduk Indonesia. Dengan vaksinasi tersebut, dia mengharapkan kekebalan komunal atau herd immunity bisa didapatkan.
"Kurang lebih untuk 170 juta orang sehingga pada Desember atau Februari [2022] bisa tuntas vaksinasi untuk 70% [penduduk Indonesia]," katanya, Kamis (25/2/2021).
Erick mengatakan pemerintah terus mengupayakan proses vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat makin cepat. Namun, percepatan vaksinasi juga membutuhkan dukungan dari pihak swasta sehingga pemerintah menyediakan vaksinasi mandiri.
Menurutnya, pemerintah terus berkoordinasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk merealisasikan vaksinasi mandiri tersebut. Salah satu skenarionya, perusahaan swasta membeli vaksin dari BUMN untuk diberikan kepada pegawai secara gratis.
Dia menyebut hingga saat ini tercatat 6.644 perusahaan yang terdaftar dalam vaksinasi mandiri di Kadin. Adapun kebutuhan vaksinnya diperkirakan 7,5 juta dosis.
Sebelumnya, pemerintah telah memperbolehkan perusahaan swasta memberi vaksinasi secara mandiri untuk pegawainya. Namun, pemerintah mensyaratkan merek yang berbeda dengan vaksin gratis pemerintah. Beberapa vaksin yang dipertimbangkan Kadin yakni Sinopharm dari China, Moderna dan Sputnik V Rusia, serta Johnson&Johnson dari AS.
Selain itu, pemerintah juga mendorong PT Bio Farma memproduksi vaksin di dalam negeri yang bernama merah putih. Vaksin itu dikembangkan lembaga Eijkman bersama sejumlah perguruan tinggi dan ditargetkan mulai diproduksi pada Kuartal II/2022. (kaw)