SEWINDU DDTCNEWS
VAKSINASI

Pengusaha Minta Vaksinasi Mandiri, Jokowi: Kenapa Tidak?

Dian Kurniati
Kamis, 21 Januari 2021 | 11.19 WIB
Pengusaha Minta Vaksinasi Mandiri, Jokowi: Kenapa Tidak?

Presiden Joko Widodo (Jokowi). (tangkapan layar Youtube)

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mempertimbangkan permintaan pengusaha agar dapat melakukan vaksinasi Covid-19 secara mandiri untuk para pekerjanya.

Jokowi mengatakan pemerintah pada prinsipnya akan mengusahakan agar vaksinasi berjalan cepat untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity. Dia pun membuka peluang untuk mengizinkan pengusaha melakukan vaksinasi mandiri.

"Banyak dari perusahaan menyampaikan, bisa enggak kita vaksin mandiri? Ini yang baru kami akan putuskan, karena kita perlu percepat, sebanyak-banyaknya. Apalagi biaya ditanggung perusahaan, kenapa tidak?" katanya, Kamis (21/1/2021).

Jokowi mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan permintaan pengusaha tersebut secara hati-hati. Jika usulan pengusaha diakomodasi, dia akan mengatur merek vaksin dan tempat vaksinasi yang digunakan pengusaha yang harus berbeda dengan pemerintah.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan target vaksinasi di Indonesia tergolong besar, yakni 188 juta orang atau 70% dari penduduk yang diperkirakan 269 juta jiwa. Oleh karena itu, kebutuhan vaksinnya mencapai 426 juta dosis vaksin karena penyuntikan dilakukan dua kali dan harus menghitung tambahan 15% sebagai cadangan.

Mengenai vaksinasi mandiri, Budi memberikan 3 pemahaman kepada para pengusaha. Pertama, vaksinasi harus dilakukan kepada banyak orang karena prinsipnya bukan hanya untuk melindungi diri pribadi, melainkan juga orang lain.

Kedua, vaksinasi harus berjalan dengan cepat dan banyak, tetapi berbiaya murah. Terakhir, pemerintah sudah memutuskan prosedur vaksinasi diberikan kepada masyarakat secara gratis.

Pemerintah saat ini memprioritaskan pemberian vaksin kepada tenaga medis dan pekerja publik yang berisiko tinggi tertular Covid-19. Adapun pada masyarakat umum, vaksinasinya dijadwalkan mulai akhir April 2021.

"Kalau mau loncat [lebih cepat], tolong pikirkan bagaimana dampaknya ke orang-orang yang lain. Selama itu bisa mengajak semua lebih maju dan lebih cepat, tidak apa-apa. Sebab vaksin sifatnya sangat-sangat terbatas," ujarnya.

Budi menambahkan vaksin hanya salah satu cara Indonesia bisa menyelesaikan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.