NERACA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan 2020 Surplus US$21,74 Miliar, Tertinggi Sejak 2011

Dian Kurniati
Jumat, 15 Januari 2021 | 10.36 WIB
Neraca Perdagangan 2020 Surplus US$21,74 Miliar, Tertinggi Sejak 2011

Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Jumat (15/1/2021). (foto: hasil tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$21,74 miliar sepanjang 2020 atau tertinggi sejak 2011.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan realisasi tersebut tersebut berbanding terbalik dibandingkan dengan capaian 2019 yang mengalami defisit U$3,5 miliar. Menurutnya, catatan surplus perdagangan 2020 menjadi yang tertinggi dalam 9 tahun terakhir.

"Neraca perdagangan ini tertinggi sejak 2011. Jadi pada 2011, surplus perdagangan kita waktu itu mencapai US$26,06 miliar," katanya melalui konferensi video, Jumat (15/1/2021).

Suhariyanto mengatakan nilai ekspor secara kumulatif sepanjang Januari-Desember 2020 tercatat US$163,31 miliar. Realisasi ekspor tersebut menurun 2,61% secara tahunan lantaran terdampak pandemi Covid-19.

Menurutnya, pandemi menyebabkan permintaan menurun sehingga ekspor Indonesia ke berbagai negara juga melemah. Namun, ia menilai penurunan ekspor 2,61% masih tergolong bagus dan tidak seburuk perkiraannya.

Sektor penyumbang ekspor terbesar masih dicatatkan oleh industri pengolahan yang tumbuh 3%. Namun demikian, sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan paling tinggi sekitar 14% ketimbang sektor usaha lainnya.

Nilai impor sepanjang Januari-Desember 2020 mencapai US$141,57 miliar, atau turun hingga 17,34% secara tahunan. Menurut Suhariyanto, penurunan impor itu terjadi pada barang konsumsi 10,93%, bahan baku 18,32%, serta barang modal 16,37%.

Khusus pada Desember 2020, neraca perdagangan tercatat surplus US$2,1 miliar. Nilai ekspor tercatat US$16,54 miliar, sedangkan impornya US$14,44 miliar. Adapun kinerja impor meningkat 14% secara bulanan dan turun tipis 0,47% secara tahunan.

"Posisi ekspor pada Desember sangat menggembirakan karena month to month ekspor meningkat 8,39%, dan secara year on year meningkat 14,63% karena peningkatan ekspor dari pertanian, industri, dan tambang," ujar Suhariyanto. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.