Ilustrasi. Pekerja menyelesaikan pemintalan benang di pabrik pembuatan sarung di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/11/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Perindustrian optimistis kinerja industri manufaktur mampu tumbuh 4% tahun ini setelah program vaksinasi Covid-19 mulai berjalan, ditambah beberapa strategi tambahan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan vaksinasi Covid-19 menjadi faktor penting pemulihan ekonomi nasional. Dengan dukungan implementasi UU Cipta Kerja, ia optimistis pertumbuhan industri manufaktur dapat bergerak positif.
"Dimulainya vaksinasi bisa menjadi kunci pendorong dalam pemulihan industri di Tanah Air," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/1/2021).
Agus menambahkan Kemenperin telah menyiapkan empat strategi untuk mempercepat pemulihan industri manufaktur. Pertama, menjaga produktivitas industri selama pandemi melalui kebijakan pemberian Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).
Hingga saat ini, lanjut Agus, Kemenperin telah menerbitkan 18.527 IOMKI kepada perusahaan industri. Penerbitan IOMKI juga tercatat mampu melindungi 5,16 juta pekerja agar tidak kehilangan penghasilan.
Kedua, meningkatkan kemampuan industri dalam negeri dalam mendukung penanganan Covid-19, khususnya industri farmasi untuk penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan. Ketiga, pengoptimalan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
Keempat, melanjutkan program substitusi impor 35% secara simultan dengan peningkatan utilisasi produksi, mendorong pendalaman struktur industri, dan peningkatan investasi.
Jika semua strategi berjalan, Agus menilai industri manufaktur akan tumbuh 4% tahun ini, atau berbanding terbalik dibandingkan dengan pertumbuhan industri manufaktur kuartal III/2020 yang mengalami kontraksi -4,31%.
"Seluruh subsektor manufaktur akan kembali bergairah, dengan asumsi pandemi bisa dikendalikan dan aktivitas ekonomi kembali pulih," ujarnya.
Selain itu, salah satu catatan yang mendorong optimisme Agus yaitu capaian Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang terus berada di level ekspansif. Pada Desember 2020, PMI Manufaktur Indonesia berada di level 51,3.
Begitu juga dengan Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI BI) pada kuartal IV/2020 yang tercatat di posisi 47,29% membaik ketimbang dua kuartal sebelumnya, yakni masing-masing 45,64% dan 44,91%. (rig)