Ilustrasi. (foto: bigstock)
JAKARTA, DDTCNews—Di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 hanya sebesar 0,08% atau lebih rendah ketimbang April 2019 sebesar 0,44%.
Kepala BPS Suhariyanto menilai awal bulan puasa ini tak sampai menimbulkan kenaikan harga secara signifikan, meski pada saat bersamaan pandemi virus Corona juga masih terjadi saat ini.
“Di bulan puasa dan Idul Fitri biasanya inflasinya naik karena permintaan masyarakat pada barang dan jasa, tapi tahun ini melemah,” katanya melalui konferensi video, Senin (4/5/2020).
Suhariyanto menyebut inflasi tertinggi disumbang dari kelompok perawatan pribadi dan lainnya dengan andil 0,07% dan inflasi 1,2%. Kenaikan inflasi disumbang oleh naiknya harga emas di sejumlah wilayah yang dipantau BPS.
Pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 0,09% dengan andil 0,02%. Inflasi itu misalnya terjadi pada bawang merah dengan andil 0,08%, dan gula pasir 0,02%.
Di sisi lain, beberapa bahan makanan mengalami penurunan harga atau deflasi, seperti cabai merah dengan andil 0,08%, daging ayam ras 0,05%, serta bawang putih 0,02%. Adapun pada kelompok kesehatan, terjadi inflasi 0,23% dengan andil 0,01%.
Sementara pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, terjadi inflasi 0,09% dengan andil 0,02%. Pada kelompok pengeluaran perlengkapan peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga terjadi inflasi 0,09% dengan andil 0,01%.
Kelompok transportasi justru mengalami deflasi sebesar 0,42% dengan andil negatif 0,05%. “Ini karena adanya PSBB, larangan mudik, sehingga permintaan ke jasa angkutan udara mengalami penurunan,” ujar Suhariyanto.
Demikian pula pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang terjadi deflasi 0,09% dengan andil negatif 0,01%. Deflasi ini disebabkan penurunan harga telepon seluler, serta penurunan tarif panggilan telepon dari beberapa provider besar.
Jika dilihat berdasarkan komponennya, inflasi bulan April 2020 yang besar 0,08% terjadi karena inflasi inti 0,17% dan andil 0,11%. Sedangkan komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi 0,14% dengan andil negatif 0,02%.
Sementara pada komponen harga bergejolak, terjadi deflasi 0,09% dengan andil negatif 0,01 persen. (rig)