KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bank Mandiri Sudah Salurkan Dana Pemerintah, Purbaya Bakal Tambah Lagi

Muhamad Wildan
Senin, 27 Oktober 2025 | 09.00 WIB
Bank Mandiri Sudah Salurkan Dana Pemerintah, Purbaya Bakal Tambah Lagi
<p>Ilustrasi. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan pada forum 1 Tahun Prabowo-Gibran: <em>Optimism on 8% Economic Growth </em>di Jakarta, Kamis (16/10/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar</p>

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan Bank Mandiri sudah menyalurkan seluruh uang pemerintah yang ditempatkan di bank tersebut.

Purbaya mengatakan seluruh dana yang ditempatkan oleh pemerintah di Bank Mandiri sudah sepenuhnya disalurkan untuk pembiayaan ke sektor riil.

"Sepertinya Bank Mandiri akan minta lagi karena uangnya sudah habis yang Rp55 triliun itu," ujar Purbaya, dikutip pada Senin (27/10/2025).

Berkaca pada kondisi ini, Purbaya mengatakan pemerintah berencana untuk menambah dana yang ditempatkan di Bank Mandiri. "Kita akan lihat terus. Begitu habis saya gelontorkan lagi. Jadi itu sudah mendorong pertumbuhan kredit kan," ujar Purbaya.

Menurut Purbaya, penempatan dana pemerintah di Bank Mandiri dan bank-bank BUMN lainnya mulai memberikan dampak terhadap perekonomian, utamanya pada penjualan ritel.

"Yang paling penting anda lihat di perekonomian ini kelihatannya mulai bergeliat ya. Kalau retail sales Bank Indonesia (BI) mulai naik," ujar Purbaya.

Sebagai informasi, pemerintah telah menempatkan dana senilai Rp200 triliun di bank-bank BUMN. Penempatan dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) 276/2025.

Secara terperinci, Bank Mandiri bersama BRI dan BNI memperoleh penempatan dana masing-masing senilai Rp55 triliun, sedangkan BTN memperoleh penempatan dana senilai Rp25 triliun. Adapun BSI tercatat memperoleh penempatan dana dari pemerintah hanya senilai Rp10 triliun.

Meski sudah ditempatkan, BI mencatat pertumbuhan kredit pada September 2025 masih sebesar 7,7% (yoy), tak jauh berbeda bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada Agustus 2025 yang sebesar 7,56% (yoy).

"Permintaan kredit belum kuat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih wait and see, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

Sikap wait and see pelaku usaha tercermin pada undisbursed loan per September 2025 yang mencapai Rp2.374,8 triliun, 22,54% dari plafon kredit yang tersedia. (dik)

Editor : Dian Kurniati
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.