JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mampu mencetak surplus neraca dagang bulanan tertinggi sepanjang 2025.
Surplus neraca dagang pada Agustus 2025 tercatat mencapai US$5,49 miliar. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya yang senilai US$4,17 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 64 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah, Rabu (1/10/2025).
Tingginya surplus neraca perdagangan pada Agustus 2025 disokong oleh ekspor yang bertumbuh sebesar 5,78% dengan nilai mencapai US$24,96 miliar. Pertumbuhan ekspor didorong oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 6,68% meski terjadi kontraksi ekspor migas sebesar 10,88%.
Pada saat yang sama, impor pada Agustus 2025 tercatat hanya senilai US$19,47 miliar atau turun 6,56% bila dibandingkan dengan impor pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekspor dan kontraksi impor pada akhirnya menimbulkan pelebaran surplus neraca perdagangan.
Komoditas penyumbang surplus terbesar antara lain lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dengan surplus US$22,83 miliar. Kemudian, bahan bakar mineral (HS 27) juga surplus US$17,85 miliar, besi dan baja (HS 72) surplus US$12,18 miliar, serta nikel dan barang daripadanya (HS 75) surplus US$5,66 miliar.
Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia untuk periode Januari hingga Agustus 2025 mencapai US$29,14 miliar. Data tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan surplus neraca dagang periode Januari hingga Agustus 2024 yang senilai US$19,01 miliar.
Capain ini disokong oleh ekspor kumulatif yang mencapai US$185,13 miliar dan impor kumulatif yang terjaga senilai US$155,99 miliar. Ekspor pada periode Januari hingga Agustus 2025 tercatat mampu bertumbuh sebesar 7,72% bila dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama tahun lalu, sedangkan impor pada periode Januari hingga Agustus 2025 tercatat tumbuh tipis sebesar 2,05%. (dik)