JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berpandangan pemungutan pajak perlu dibarengi dengan percepatan belanja.
Bila pemungutan pajak tidak diimbangi dengan belanja, uang yang beredar dalam sistem perekonomian bakal menyusut karena dana yang dipungut justru tersimpan di Bank Indonesia (BI) dan tidak diedarkan lagi di masyarakat.
"Kalau dibelanjain lagi enggak apa-apa. Ini kan enggak, ditaruh sana dan santai-santai. Kering sistemnya," ujar Purbaya dalam rapat bersama Komisi XI DPR, dikutip pada Jumat (12/9/2025).
Rendahnya uang yang beredar dalam sistem perekonomian merupakan kesalahan kebijakan fiskal dan moneter yang seyogianya bisa dicegah oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan BI bersama parlemen.
Berkaca pada kondisi ekonomi masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Purbaya mengatakan uang beredar yang tinggi dalam sistem perekonomian diperlukan untuk menghidupkan sektor swasta.
"Kalau Anda melihat base money (M0), di zaman Pak SBY rata-rata tumbuh 17% lebih. Akibatnya uang di sistem cukup, kredit tumbuh 22%. Jadi pada waktu zaman Pak SBY, walau dia enggak bangun infrastruktur habis-habisan, sektor swasta yang hidup dan menjalankan ekonomi," ujar Purbaya.
Sebaliknya, Purbaya mengatakan pertumbuhan M0 pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya sebesar 7%. Pada bulan-bulan tertentu, M0 hanya bertumbuh sebesar 0%.
Menggeliatnya sektor swasta pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi postur fiskal pemerintah sendiri melalui pembayaran pajak dan peningkatan tax ratio.
"Ketika sektor swasta berjalan, dia akan lebih banyak bayar pajak. Tax ratio kita tumbuh 0,5% dibandingkan dengan ketika zaman Pak Jokowi," ujar Purbaya.
Sebagai informasi, Purbaya berencana untuk memindahkan saldo anggaran lebih (SAL) senilai Rp200 triliun dari BI ke bank-bank BUMN. Penempatan SAL di bank BUMN diharapkan bisa mendorong kredit dan aktivitas ekonomi pada sektor riil.
"Saya sudah lapor ke Presiden [Prabowo Subianto] akan taruh uang ke perekonomian. Sekarang punya dana cash di BI Rp425 triliun, besok saya taruh Rp200 triliun [di perbankan]," kata Purbaya.
Selain menempatkan SAL di bank BUMN, Purbaya juga akan mempercepat belanja negara guna mengembalikan dana yang sudah dipungut pemerintah ke sistem perekonomian. (dik)