Pedagang menawarkan beras kepada calon pembeli di Pandeglang, Banten, Kamis (25/1/2024). Menurut pedagang beras di daerah itu, dalam sepekan terakhir harga beras naik dari Rp13 ribu menjadi Rp15 ribu per kilogram untuk kualitas premium, sementara untuk kualitas medium naik dari Rp11 ribu menjadi Rp14 ribu per kilogram yang disebabkan berkurangnya pasokan beras di pasaran. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
MAGELANG, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui adanya kenaikan harga beras di pasaran. Hal ini diketahuinya setelah mengecek harga kebutuhan pokok di Pasar Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Menurutnya, harga beras naik lantaran petani belum masuk musim panen raya. Jokowi meyakini harga beras akan kembali turun setelah stoknya berlimpah ketika panen raya.
"Ya belum panen raya. Nanti produksinya melimpah pas panen raya, pasti harganya juga turun," kata Jokowi.
Selain beras, Jokowi memastikan harga bahan pangan lainnya terpantau stabil. Cabai rawit misalnya, tercatat pada di kisaran Rp30 ribu per kilogram (kg). Sementara itu, bawang merah dijual di rentang Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg.
Sebagai informasi, beras termasuk salah satu dari beberapa komoditas pangan yang harga ecerannya masih berada dalam level tidak aman dalam beberapa pekan terakhir.
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Bidang Perekonomian Edy Priyono mengatakan harga beras medium dalam beberapa pekan terakhir memang relatif stabil, tetapi masih jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
"Ini stabil tinggi. [Pertanyaannya], ini kita anggap sebagai masalah atau tidak? Kalau kami dari KSP masih menganggapnya sebagai masalah," katanya.
HET beras medium telah ditetapkan oleh pemerintah senilai Rp11.400. Namun, rata-rata harga beras medium di pasaran tercatat mencapai Rp14.850 per kilogram. Dengan demikian, terdapat selisih sebesar 30,26%.
Melihat harga beras medium yang terjaga stabil di atas HET, Edy mengajak kementerian-kementerian terkait untuk menimbang ulang HET beras yang telah ditetapkan. (sap)