JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi defisit anggaran dalam APBN hingga 30 September 2018 mencapai Rp200,2 triliun atau 1,35% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan angka defisit anggaran tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017. Tahun lalu tercatat defisit anggaran Rp272 triliun atau 2% dari PDB.
"Defisit anggaran mencapai Rp200 triliun, tahun lalu dalam periode yang sama Rp272 triliun. Jadi turun hampir Rp72 triliun dari tahun lalu," ujarnya di Kantor Ditjen Pajak, Rabu (17/10/2018).
Realisasi defisit anggaran ini berasal dari selisih pendapatan negara sebesar Rp1.312,3 triliun dan alokasi belanja negara yang mencapai Rp1.512,6 triliun. Untuk menutup defisit anggaran tersebut, realisasi pembiayaan alias utang yang sudah mencapai Rp292,8 triliun.
Sri Mulyani menambahka defisit anggaran pada akhir 2018 diproyeksikan berada pada kisaran 1,83%-2,04% terhadap PDB atau lebih rendah dari target dalam APBN yang sebesar 2,19% terhadap PDB.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan rendahnya proyeksi defisit anggaran pada akhir 2018 terjadi karena adanya pengelolaan fiskal yang memadai. Hal ini terlihat dari membaiknya pertumbuhan penerimaan pajak dan realisasi belanja pemerintah pusat.
Di samping itu, pemerintah juga tengah mengerem laju utang tahun ini guna menjaga anggaran negara tetap sehat dan kredibel. Kebijakan tersebut terlihat dalam realisasi anggaran di mana laju utang tercatat tumbuh negatif. Hingga September 2018, utang pemerintah tercatat tumbuh negatif sebesar -25,1%.
APBN 2018 mencatat angka pembiayaan dipasang sebesar Rp325,9 triliun dan hingga September angka utang sebesar Rp292,8 triliun atau lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapi Rp391 triliun.
"Kami upayakan agar kinerja pembiayaan anggaran akan lebih rendah lagi pertumbuhannya. Sejauh ini, pembiayaan anggaran sangat baik karena pertumbuhannya negatif," katanya. (Amu)