JAKARTA, DDTCNews - Uni Eropa menggelontorkan hibah sebesar €10 juta atau sekitar Rp168 miliar untuk meningkatkan kapasitas ekspor Indonesia melalui pengembangan usaha kecil menengah.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan pihaknya akan bertindak sebagai fasilitator. Implementasi kegiatan dari hibah ini akan banyak melibatkan kementerian terkait dan langsung diasistensi oleh Uni Eropa (UE)
"Kemenkeu sebagai fasilitator, nanti arrangement dari hibah ini akan ada di executive agency seperti di Bappenas dan Kementerian Perdagangan. Objektif dari hibah ini sangat sederhana, yaitu kita ingin meningkatkan bagaimana perdagangan kita ke UE,” katanya, Senin (21/8/2018).
Adapun skema hibah akan berbentuk dalam program Asean Regional Integration Support (ARISE) Plus yang akan berlangsung dari 2018 hingga 2023. ARISE Plus akan memprioritaskan 4 bidang kegiatan. Pertama, kebijakan dan investasi.
Kedua, fasilitasi akses perdagangan. Ketiga, infrastruktur kualitas ekspor. Keempat, hak paten intelektual terkait Indikasi Geografi (IG) dan dukungan usaha kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Melalui kerja sama ini, pihaknya berharap akan ada akselerasi ekspor Indonesia, terutama produk UKM ke pasar Eropa. Pasalnya, fokus dari program ini berkutat untuk produk pertanian, perikanan, produk kayu, dan kosmetik.
"Ada kesempatan untuk berkembang sebagai mitra dagang, karena perdagangan Indonesia dengan UE hanya 11% dari total perdagangan Eropa dengan Asean,” imbuh Luky.
Serah terima hibah ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian antara pemerintah dengan Uni Eropa. Prosesi hibah dilakukan antara Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend. (kaw)