Aktivitas ekspor-impor di pelabuhan. (Foto: DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews – Tambahan penerimaan negara tahun 2017 sebesar Rp4,2 triliun menjadi Rp1.659,9 triliun menyebabkan defisit anggaran menjadi 2,42% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Tambahan penerimaan itu menurunkan angka defisit penghitungan sebelumnya senilai 2,57%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit anggaran tahun 2017 sebesar 2,42% terhadap PDB atau senilai Rp326,09 triliun yang terhitung per tanggal 30 Desember 2017, menjadi lebih longgar dari asumsi yang dipatok dalam APBNP sebesar 2,92%.
“Dengan penambahan Rp4,2 triliun serta realisasi belanja sebesar Rp1.986 triliun, maka defisit menjadi 2,42% terhadap PDB. Angka ini terus berkembang seiring realisasi belanja, tapi kami perkirakan pergerakan itu tidak akan melebihi 2,5% terhadap PDB,” ujarnya di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (8/1).
Tambahan penerimaan negara sebanyak Rp4,2 triliun itu sebagian besar berasal dari penerimaan pajak non migas sebesar Rp3,5 triliun, lalu juga didorong oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sekitar Rp1,7 triliun, penerimaan pabeanan dan cukai setara Rp0,1 triliun, lalu berkurangnya penerimaan hibah sekitar Rp1,2 triliun.
Menurutnya, salah satu indikasi capaian itu karena dorongan positif dari penyelenggaraan program pengampunan pajak yang berjalan selama 9 bulan sejak Juli 2016 dan berakhir pada Maret 2017. “Tanpa program tax amnesty, maka pertumbuhan penerimaan pajak masih berkisar 12% saja,” paparnya.
Sementara itu, dia mengakui realisasi PNBP yang mencapai Rp310,1 triliun atau 119,1% dari target sebesar Rp250,2 triliun disebabkan oleh harga minyak mentah dunia yang belakangan ini sempat meningkat.
Perbaikan realisasi PNBP tahun 2017 juga didorong oleh peningkatan permintaan dan harga komoditas seperti harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dan batu bara, perbaikan laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta perbaikan layanan PNBP Kementerian atau Lembaga.
Adapun Sri Mulyani mengakui realisasi penerimaan pabeanan dan cukai pada tahun 2017 merupakan yang pertama kalinya sejak 3 tahun lalu berhasil melebihi target yang telah ditentukan. Sebelumnya realisasi itu hanya mencapai Rp192,3 triliun atau 101,7% dari target APBNP 2017 sebesar Rp189,1 triliun.
Selain itu, dia merasa puas dengan realisasi belanja negara secara keseluruhan yang sudah mencapai 93,1% dari target APBNP 2017. Pasalnya realisasi belanja modal sudah mencapai 92%, belanja pegawai terealisasi 91%, belanja barang terealisasi 94,6% dan bantuan sosial terealisasi 93,3%. (Amu/Gfa)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.