Ilustrasi.
LONDON, DDTCNews – Pemerintah Inggris mengumumkan akan mengenakan pajak tambahan atau windfall tax terhadap perusahaan minyak dan gas (migas) guna mendanai program jaring pengaman sosial.
Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan tarif windfall tax akan ditetapkan sebesar 25% atas laba. Dia menambahkan pemungutan windfall tax akan dihentikan jika harga migas kembali ke level normal.
"Sektor migas menikmati laba yang luar biasa besar bukan karena inovasi, melainkan karena kenaikan harga komoditas akibat perang antara Rusia dan Ukraina," katanya seperti dilansir cnn.com, Jumat (27/5/2022).
Sunak menjelaskan penerimaan pajak dari windfall tax diperkirakan mencapai GBP5 miliar atau setara dengan Rp92,2 triliun. Penerimaan tersebut akan digunakan untuk mendanai program stimulus kepada rumah tangga rentan senilai GBP15 miliar.
Secara lebih terperinci, sebanyak 8 juta rumah tangga berpenghasilan rendah akan mendapatkan bantuan tunai sampai dengan GBP650. Delapan juta pensiunan tersebut juga akan memperoleh bantuan senilai GBP300.
Bantuan tunai kepada rumah tangga berpenghasilan rendah akan dibayarkan dalam 2 tahap dan akan mulai dibayarkan pertama kali pada Juli 2022.
Untuk diketahui, angka inflasi di Inggris sudah mencapai 9% atau tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Sebaliknya, upah tercatat mengalami stagnasi dan tidak dapat mengimbangi kenaikan harga pangan dan komoditas energi.
Pada saat bersamaan, tarif listrik yang ditanggung oleh rumah tangga di Inggris diprediksi naik 40% dalam 6 bulan menjadi GBP2.800 akibat kenaikan harga komoditas. (rig)