AMERIKA SERIKAT

Digedor Skandal Pajak, Ini Jawaban Presiden Trump

Nora Galuh Candra Asmarani
Rabu, 30 September 2020 | 09.13 WIB
Digedor Skandal Pajak, Ini Jawaban Presiden Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: Kevin Lamarque, Reuters/france24.com)

WASHINGTON, DDTCNews -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (28/9/2020) mengatakan jika dia telah membayar ‘pajak jutaan dolar’. Namun, dia menyebut berhak atas depresiasi dan kredit pajak serta memiliki lebih banyak aset daripada utang.

Pernyataan itu disampaikan Trump melalui serangkaian cuitan di Twitter sebagai tanggapan atas laporan New York Times yang menyebutnya hanya membayar pajak penghasilan federal US$750 atau setara dengan Rp11,1 juta pada 2016 dan 2017, setelah melaporkan kerugian besar bisnisnya.

“Saya membayar pajak jutaan dolar, tetapi sama halnya seperti semua orang , saya juga berhak atas depresiasi & kredit pajak. Saya sangat under leveraged, saya memiliki utang yang sangat sedikit dibandingkan dengan nilai aset,” tulis Trump pada akun Twitternya, Senin (28/9/2020)

Trump menyebut tuduhan yang dilayangkan padanya  itu ‘benar-benar berita palsu’ dan mengatakan jika dia membayar pajak penghasilan dalam jumlah yang besar. Trump juga menambahkan jika semuanya akan ‘terungkap’.

"Pertama-tama, saya membayar banyak dan saya juga membayar banyak pajak pendapatan negara. Semuanya nanti akan terungkap," ungkap Trump.

Adapun dalam laporannya, New York Times menyebut Trump selalu mengalami kerugian bisnis yang lebih besar ketimbang pendapatan yang diperolehnya. Presiden AS ini juga mengurangi besaran pajaknya melalui pengembalian pajak senilai US$72,9 juta.

Lapangan golf Trump juga menunjukkan kerugian serius. Di sisi lain, kondisi keuangan Trump menunjukkan adanya utang bernilai ratusan juta dolar AS yang akan segera jatuh tempo. Utang-utang tersebut dijamin sendiri oleh Trump.

Laporan itu juga menyebutkan Trump menikmati gaya hidup mewah seperti tempat tinggal, pesawat, hingga penataan rambut seharga US$70.000 untuk tampil di televisi.

Merespons hal ini, Ketua DPR Nancy Pelosi dari Partai Demokrat menggambarkan temuan tersebut sebagai ‘penghinaan Trump terhadap keluarga pekerja Amerika’.

Anggota Kongres dari Massachusetts Richard Neal mengatakan saat ini lebih penting bagi komite untuk mengakses dokumen laporan pajak Trump. Adapun Neal juga merupakan Ketua House Ways and Means Committee yang sebelumnya tidak berhasil mengetahui laporan pajak Trump

"Tampaknya presiden memanfaatkan ketentuan pajak untuk keuntungannya dan menggunakan upaya hukum untuk menunda atau menghindari pembayaran utangnya," katanya, seperti dilansir wionews.com. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.