Ilustrasi. (DDTCNews)
BRUSSELS, DDTCNews—Raksasa teknologi asal AS, Facebook menggugat Komisi Eropa ke pengadilan terkait investigasi kompetisi berusaha yang sedang digagas Komisi Persaingan Usaha Uni Eropa.
Pengacara senior Facebook Tim Lamb menyatakan ribuan dokumen yang diminta komisi tidak relevan dengan proses penyelidikan dan sebagian besar merupakan data privat para pengguna Facebook.
Untuk itu, Facebook menentang memberikan data tersebut dengan menuntut Komisi Eropa ke pengadilan atas permintaan akses data. "Padahal selama ini kami kooperatif dan memberikan mereka ratusan ribu dokumen," kata Lamb, Rabu (29/7/2020).
Facebook saat ini tengah diselidiki Komisi Eropa karena dituding menggunakan data pengguna untuk memperbesar laba operasional di pasar Eropa. Untuk itu, Komisi meminta Facebook untuk menyerahkan sejumlah data.
Lamb menambahkan Facebook sudah menunjukan itikad baik selama penyelidikan dengan menyerahkan 1,7 juta halaman dokumen internal sebagai bagian dari penyelidikan Komisi Eropa terkait dugaan monopoli pasar yang dilakukan Facebook.
Namun, permintaan data Komisi Eropa terkait dengan 2.500 jenis pencarian pengguna di laman Facebook tidak bisa diakomodasi karena dua hal mendasar. Pertama, perusahaan menilai akses data yang diminta tidak berkaitan dengan proses penyelidikan.
Kedua, data yang diminta banyak memuat konten pribadi pengguna dan karyawan Facebook mulai dari data informasi pribadi, rekam medis sampai dengan data keuangan pribadi pengguna.
"Sifat permintaan komisi sangat luas dan berarti kami harus menyerahkan dokumen yang tidak relevan dengan penyelidikan, termasuk informasi privat. Kami pikir permintaan itu harus ditinjau oleh pengadilan," ujar Lamb.
Dilansir dari Express.uk, para pejabat Komisi Eropa tetap bergeming dengan tuntutan Facebook beserta alasannya. Komisi Eropa menilai permintaan data tidak berkaitan dengan informasi pribadi.
Komisi Eropa juga menganggap prosedur penyelidikan terkait dengan antimonopoli tersebut berjalan normal. Adapun babak baru sengketa Facebook dan Komisi Eropa ini akan bergulir di pengadilan, setelah September 2020. (rig)