SEOUL, DDTCNews - Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung berencana memberikan insentif pajak khusus untuk para seniman dan perusahaan yang bergerak di industri kreatif.
Lee mengatakan pemberian insentif pajak bertujuan menjaga momentum popularitas produk seni asal Korea Selatan di seluruh dunia. Pemerintah pun berupaya menjaga sektor kreatif di negara tersebut terus berkembang.
"Kita memasuki tahap awal menjadi pusat kekuatan industri budaya [populer]," katanya saat memimpin rapat dengan para menterinya, dikutip pada Selasa (14/10/2025).
Lee belum menguraikan skema insentif pajak yang disiapkan untuk para content artist. Namun dalam cetak biru kebijakan 5 tahun pemerintahannya, ada rencana pengurangan pajak yang lebih besar untuk content creator dan seniman webtoon.
Tidak hanya keringanan pajak, dia juga bakal melonggarkan regulasi dan memperkuat jaring pengaman bagi seniman dan perusahaan di industri kreatif Korea Selatan.
Lee telah memerintahkan para menterinya untuk menyiapkan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri kreatif mulai dari musik, serial drama, film, makanan, hingga kecantikan. Menurutnya, masa depan Korea Selatan terletak pada keberhasilan budaya populer negara tersebut.
"Dunia sedang mengagumi K-pop, K-drama, K-movie, dan, lebih dari itu, K-food, K-beauty, dan K-democracy. Untuk menikmati hasil budaya Korea Selatan, kita membutuhkan langkah komprehensif yang mencakup ekosistem budaya," ujarnya dilansir koreaherald.com.
Sementara itu, juru bicara kepresidenan Kim Nam-joon usai rapat menambahkan Lee turut memerintahkan jajarannya untuk merancang dukungan bagi mereka yang berdedikasi pada seni rupa, penerbitan buku, dan sastra. Lee menginstruksikan agar misi diplomatik Korea Selatan mengembangkan strategi untuk mengelola kebijakan terkait budaya melalui penyederhanaan alur birokrasi yang terkait dengan dukungan negara.
Kim juga menyoroti usulan peningkatan anggaran sebesar 8,8% dalam APBN 2026 untuk budaya di pemerintahan Lee menjadi KRW9,6 triliun atau sekitar Rp111,45 triliun. Hal ini bertolak belakang dengan pemotongan anggaran sebesar 1,1% untuk budaya yang dilakukan oleh pendahulunya, yakni mantan presiden Yoon Suk Yeol. (dik)