KPP PRATAMA KENDARI

Petakan Potensi Pajak, KPP Lirik Data Komoditas Balai Karantina

Redaksi DDTCNews
Rabu, 17 Desember 2025 | 10.00 WIB
Petakan Potensi Pajak, KPP Lirik Data Komoditas Balai Karantina
<p>Suasana pertemuan antara dua instansi, yaitu KPP Pratama Kendari dan&nbsp;Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tenggara. (foto:Tim Pengelola Media Sosial KPP Pratama Kendari)</p>

KENDARI, DDTCNews – KPP Pratama Kendari dan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tenggara menggelar audiensi dan koordinasi strategis tentang pemanfaatan data lalu lintas komoditas perikanan, pertanian, dan peternakan pada 27 November 2025.

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya memperkuat sinergi penerimaan negara di Sulawesi Tenggara (Sultra). Dalam pertemuan tersebut, hadir Kepala KPP Pratama Kendari Calvin Octo Pangaribuan dan Kepala Balai Karantina Sultra A. Azhar.

“Data pergerakan komoditas yang dikelola Balai Karantina merupakan instrumen vital dalam rangka memetakan potensi pajak secara presisi,” kata Calvin dikutip dari situs DJP, Rabu (17/12/2025).

Calvin menjelaskan kedua instansi menyepakati perlunya pendekatan berbasis data untuk menilai potensi penerimaan. Terlebih, terdapat tren peningkatan volume komoditas perikanan, pertanian, dan peternakan dalam 2 tahun terakhir ini.

Pada sektor perikanan, volume komoditasnya mencapai 7.850 ton atau senilai Rp1,92 triliun pada 2023. Pada 2024, nilai komoditas perikanan meningkat 6,7% menjadi Rp2,05 triliun dengan volume 8.430 ton.

Pada 2025, volume komoditas perikanan diprediksi mencapai 9.250 ton atau senilai Rp2,28 triliun. Komoditas unggulannya antara lain udang vaname, tuna, gurita, dan cumi-cumi. Data ini juga menjadi referensi penting dalam profiling wajib pajak.

Sektor pertanian mencatat perkembangan serupa. Pada 2023, volume jagung, kakao, kelapa, lada, dan hortikultura mencapai 5.420 ton dengan nilai Rp743 miliar. Pada 2024 meningkat menjadi 5.980 ton atau senilai Rp812 miliar.

Dengan asumsi yang sama, proyeksi 2025 diperkirakan berada pada kisaran 6.500 ton dengan nilai mendekati Rp895 miliar. Kenaikan ini mengindikasikan peran pertanian yang semakin kuat dalam struktur ekonomi wilayah.

Pada sektor peternakan, volume 2023 mencapai 3.110 ton dengan nilai Rp427 miliar, kemudian naik menjadi 3.420 ton senilai Rp468 miliar pada 2024. Potensi 2025 pun diperkirakan dapat mencapai sekitar 3.800 ton dengan nilai sekitar Rp512 miliar.

Seluruh data riil itu menjadi instrumen vital bagi kantor pajak dalam melakukan validasi kepatuhan dan pemetaan potensi perpajakan. Calvin pun menegaskan pentingnya integrasi data sebagai alat penggerak peningkatan penerimaan negara.

“Data lalu lintas komoditas bukan sekadar catatan operasional, tetapi peta strategis yang memastikan setiap aktivitas usaha berkontribusi adil bagi negara. Mengikuti tren 2 tahun terakhir, memberi kami kerangka estimasi yang lebih presisi,” ujarnya.

Sementara itu, Azhar menyatakan bahwa Balai Karantina siap mendukung penuh upaya kantor pajak dalam meningkatkan penerimaan negara. Menurutnya, kolaborasi antara kedua instansi sangat penting untuk stabilitas penerimaan.

“Kami memastikan keamanan komoditas sekaligus menyediakan data yang dapat memperkuat kebijakan fiskal. Kolaborasi ini penting bukan hanya untuk stabilitas penerimaan, tetapi juga bagi keberlanjutan ekonomi daerah,” tuturnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Ingin selalu terdepan dengan kabar perpajakan terkini?Ikuti DDTCNews WhatsApp Channel & dapatkan berita pilihan di genggaman Anda.
Ikuti sekarang
News Whatsapp Channel
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.