PEKALONGAN, DDTCNews - Jagat maya baru-baru ini dihebohkan dengan kabar seorang buruh jahit bernama Ismanto asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang mendadak didatangi petugas pajak dan diperlihatkan tunggakan senilai Rp2,8 miliar.
Merespons kabar tersebut, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekalongan Subandi membenarkan petugasnya mendatangi Ismanto pada 6 Agustus 2025. Namun, kunjungan itu bukan untuk menagih pajak, melainkan mengklarifikasi data transaksi yang tercatat pada sistem administrasi pajak.
"Kami hanya ingin memastikan, apakah transaksi itu benar dilakukan yang bersangkutan atau ada penyalahgunaan identitas. Bisa jadi NIK-nya dipinjam tanpa sepengetahuan yang bersangkutan," katanya, dikutip pada Senin (11/8/2025).
Subandi menjelaskan angka Rp2,8 miliar dalam surat bukan nilai tagihan pajak, melainkan nominal transaksi yang tercatat atas nama Ismanto. Berdasarkan data DJP pada 2021, NIK Ismanto digunakan dalam transaksi pembelian kain dalam jumlah besar oleh sebuah perusahaan.
Dalam keterangannya, Subandi mengungkapkan kasus penyalahgunaan NIK bukan pertama kali terjadi di Pekalongan. Dia menyebut telah terjadi beberapa kasus warga Pekalongan yang namanya tercatut dalam transaksi besar, tetapi tanpa sepengetahuannya.
Sebagai informasi, Ismanto bersama istrinya sempat menerima surat berisi informasi transaksi miliaran rupiah. Dia yang sehari-hari bekerja sebagai buruh jahit lepas terkejut dan merasa tak masuk akal jika terlibat dalam transaksi semacam itu.
Setelah menerima surat, Ismanto mendatangi KPP Pratama untuk mengklarifikasi. Dari penjelasan petugas pajak, dia mengetahui dugaan adanya penyalahgunaan identitas. Adapun klarifikasi di KPP Pratama Pekalongan juga disiarkan melalui media sosial.
Sementara itu, istri Ismanto menuturkan petugas KPP yang mendatangi rumahnya menunjukkan surat yang bukan berisi tagihan tunggakan pajak. Adapun surat tersebut hanya memberitahukan adanya transaksi atas nama Ismanto senilai Rp 2,8 miliar.
Seperti dilansir pekalongan.suaramerdeka.com, Ismanto dan istrinya berharap masalah tersebut bisa segera tuntas dan namanya tidak lagi dipakai untuk aktivitas yang bukan miliknya. (rig)