SINGAPURA

Begini Respons Coca-Cola Soal

Redaksi DDTCNews
Jumat, 13 Juli 2018 | 18.04 WIB
Begini Respons Coca-Cola Soal

SINGAPURA, DDTCNews – The Coca-Cola Company menganggap pengenaan sugar tax pada minuman berpemanis bukan menjadi langkah yang tepat untuk mengurangi potensi diabetes dan obesitas.

Presiden Coca-Cola James Quincey mengatakan perusahaan akan selalu menyediakan produknya dengan formula asli, termasuk komposisi kandungan gula sesuai resep andalannya. Kandungan gula dalam resep Coca-Cola yakni 9 sendok teh gula dalam kemasan kaleng 330 ml.

“Tidak ada yang salah dalam mengkonsumsi Coca-Cola, jika dikonsumsi sebagai diet yang seimbang. Pemajakan pada makanan dan minuman tidak terimplementasi efektif untuk mengurangi jumlah konsumennya,” katanya di Singapura, Jumat (13/7).

Untuk memperkuat argumennya, James menunjukkan penelitian terbaru tentang aturan sugar tax yang berlaku di California. Dia menyebutkan penjualan minuman soda bergula menurun akibat pajak, tapi masyarakat justru membeli makanan dan minuman lain yang sangat memicu peningkatan kalori.

“Berdasarkan kebijakan yang berlaku di California, maka sudah jelas, sugar tax tidak membantu mengurangi kekhawatiran pemerintah soal potensi diabetes dan obesitas,” tuturnya.

Lebih lanjut dia memaparkan aturan yang berlaku di Singapura membatasi penggunaan gula agar tidak melebihi 10 sendok teh untuk kemasan setara. Maka penggunaan gula dalam kemasan Coca-Cola setara dengan 12% dan masih bisa diperjualbelikan di Singapura.

Menurutnya sebagian besar penduduk atau konsumen pun dinilai tidak masalah dengan kadar gula yang terkandung dalam kemasan Coca-Cola. Namun, dia menyadari perlunya melakukan perubahan dalam produknya dengan menerbitkan versi No Sugar.

Berdasar kabar yang beredar, perusahaan ini akan meluncurkan produk teh berupa Cola Coke No Sugar. Terbitnya produk baru tersebut dianggap sebagai upaya yang lebih strategis dalam menyediakan minuman yang disukai banyak orang.

Pada akhirnya, James memahami upaya pemerintah untuk mengurangi potensi diabetes dan obesitas dan ingin membawa Coca-Cola dalam menjalankan program tersebut. “Tapi kami tetap akan menyediakan minuman lezat bagi para konsumen,” pungkasnya. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.