DDTCNEWS TAX COMPETITION 2018

Akademisi: Mahasiswa Terdorong untuk Berpikir Kritis

Kurniawan Agung Wicaksono | Rabu, 03 Oktober 2018 | 12:47 WIB
Akademisi: Mahasiswa Terdorong untuk Berpikir Kritis Managing Partner DDTC Darussalam berfoto bersama para dosen pendamping yang hadir dalam pembukaan Cerdas Cermat DDTCNews Tax Competition 2018.

JAKARTA, DDTCNews – Konsep DDTCNews Tax Competition 2018 mampu memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk berpikir kritis tentang perpajakan. Kompetisi yang bagian dari ulang tahun ke-11 DDTC ini dinilai cukup unik dibandingkan kompetisi pajak lainnya.

Yenni Mangoting, Dosen Akuntansi Pajak Universitas Kristen Petra Surabaya berpendapat DDTCNews Tax Competition 2018 berbeda dari kompetisi lainnya. Apalagi, ada tahapan seleksi awal berupa penulisan esai.

“Ini yang menjadi pembeda dan keunikan tersendiri. Umumnya sih [dalam kompetisi pajak lainnya] peserta langsung cerdas cermat atau menyelesaikan soal esai singkat,” katanya saat ditemui di sela-sela kompetisi, Rabu (3/10/2018).

Baca Juga:
Anggota DPR Ini Usul Insentif Pajak untuk Warga yang Adopsi Hewan Liar

Selain itu, adanya simulasi moot court dalam babak final membuat kompetisi ini semakin menarik. Dengan demikian, para mahasiswa peserta kompetisi diajak untuk berargumentasi secara langsung terkait suatu kasus atau fenomena perpajakan.

“Artinya kompetisi ini bukan sekadar menyelesaikan soal cepat dan tepat untuk kasus-kasus pendek, tetapi juga membuat mahasiswa berpikir kritis,” ujar Yenni.

Dia pun menambahkan adanya dukungan dari dosen atau perguruan tinggi secara umum bagi para mahasiswa. Salah satu bentuk dukungannya yakni pemberian nilai A untuk satu mata kuliah perpajakan pada mahasiswa yang lolos pada tahap 15 besar.

Baca Juga:
Punya Reksadana dan Saham, Gimana Isi Harga Perolehan di SPT Tahunan?

Ayu Noviani H., Dosen Universitas Muhammadiyah Semarang pun sepakat dengan Yenni. Menurutnya, gelaran kompetisi pajak yang diselenggarakan bersamaan dengan momentum hari jadi ke-11 DDTC ini cukup unik. Terlebih, ada hadiah mengikuti International Taxation Conference 2018, pada 6-8 Desember 2018 di India.

Dia mengaku bangga ada mahasiswanya yang dapat lolos dan bersaing dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya. Di masa mendatang, Ayu berharap ada semakin banyak kompetisi pajak yang menggunakan instrumen tulisan dari para mahasiwa.

“Kompetisi menulisnya kalau bisa diperbanyak. Ini penting untuk mendorong keinginan mahasiwa menuangkan gagasan lewat tulisan. Maklum, anak sekarang lebih suka bermain gadget, lupa menulis,” tuturnya.

Menurutnya, kompetisi menulis juga menjadi salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk semakin membumikan kebijakan perpajakan di tengah masyarakat. Apalagi, orang yang memberikan gagasan juga bagian dari generasi zaman sekarang. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN