KEBIJAKAN PAJAK

WP Perseroan Perorangan Baru Berdiri, Bisa Pakai Tarif Pajak UMKM?

Redaksi DDTCNews | Kamis, 25 Mei 2023 | 11:23 WIB
WP Perseroan Perorangan Baru Berdiri, Bisa Pakai Tarif Pajak UMKM?

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak badan berbentuk perseroan perorangan yang baru berdiri bisa langsung menggunakan kebijakan PPh final UMKM sebesar 0,5% dari omzet.

Contact center Ditjen Pajak (DJP) mengatakan kebijakan tersebut bisa dipakai jika wajib pajak badan memenuhi syarat Pasal 57 PP 55/2022, tidak mengajukan permohonan menggunakan tarif umum, dan masih memenuhi jangka waktu penggunaan PPh final.

“Wajib pajak badan tersebut [bisa] menggunakan tarif PP 55 senilai 0,5% dari omzet per bulan,” tulis Kring Pajak saat merespons pertanyaan warganet melalui Twitter.

Baca Juga:
Masih Ada Waktu! Yuk, Isi Survei Pajak dan Politik Ini

Sesuai dengan ketentuan pada Pasal 57 PP 55/2022, wajib pajak dalam negeri dengan peredaran bruto tertentu yang dikenai PPh bersifat final merupakan wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan yang menerima penghasilan dengan omzet tidak melebihi Rp4,8 miliar.

Adapun wajib pajak badan yang dimaksud berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma, perseroan terbatas, atau badan usaha milik desa/badan usaha milik desa bersama.

Berdasarkan pada ketentuan Pasal 59 PP 55/2022, untuk wajib pajak badan berbentuk perseroan perorangan yang didirikan oleh 1 orang, jangka waktu penggunaan PPh final paling lama 4 tahun pajak. Simak pula ‘Jangka Waktu PPh Final UMKM Perseroan Perorangan Beda dengan PT’.

Baca Juga:
Anies: Rakyat Harus Diajak saat Susun Kebijakan, Jangan Cuma Dipajaki

Kring Pajak juga memberikan penjelasan mengenai perlu atau tidaknya Surat Keterangan (Suket) PP 23/2018. Kring Pajak mengatakan berdasarkan pada ketentuan dalam PMK 99/2018, Suket PP 23/2018 diperlukan jika ada transaksi pemotongan/pemunguran agar dikenakan 0,5%.

“Wajib pajak dapat mencetak Suket di djponline > layanan > KSWP > surat keterangan PP 23,” imbuh Kring Pajak. Simak pula ‘Belum Ada PMK Baru, Suket PP 23/2018 Tetap Berlaku’. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 01 Oktober 2023 | 16:00 WIB SURVEI PAJAK DAN POLITIK

Masih Ada Waktu! Yuk, Isi Survei Pajak dan Politik Ini

Minggu, 01 Oktober 2023 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP: Ketentuan Benturan Kepentingan Pegawai Pajak Bakal Diperinci

Minggu, 01 Oktober 2023 | 14:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PHTB Rumah Sederhana Kena PPh Final 1 Persen, Begini Aturannya

BERITA PILIHAN
Minggu, 01 Oktober 2023 | 16:00 WIB SURVEI PAJAK DAN POLITIK

Masih Ada Waktu! Yuk, Isi Survei Pajak dan Politik Ini

Minggu, 01 Oktober 2023 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DJP: Ketentuan Benturan Kepentingan Pegawai Pajak Bakal Diperinci

Minggu, 01 Oktober 2023 | 14:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PHTB Rumah Sederhana Kena PPh Final 1 Persen, Begini Aturannya

Minggu, 01 Oktober 2023 | 14:00 WIB UJI MATERIIL

MA Cabut Aturan KPU soal Mantan Terpidana Jadi Caleg

Minggu, 01 Oktober 2023 | 11:00 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN

Permohonan Impor Barang Kiriman oleh Perusahaan Jasa Titipan

Minggu, 01 Oktober 2023 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Bawa Minol dari Luar Negeri Cuma Boleh 1 Liter, Lebihnya Dimusnahkan

Minggu, 01 Oktober 2023 | 09:00 WIB PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Tagih PNBP, Kemenkeu Perluas Penerapan Sistem Blokir Otomatis di K/L

Minggu, 01 Oktober 2023 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Bali Bakal Pungut Pajak Turis, Kemenparekraf Adakan Sosialisasi

Minggu, 01 Oktober 2023 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PERPAJAKAN

Bea Masuk Produk Digital Dibahas di WTO, Begini Sikap Indonesia