Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Instagram Sri Mulyani)
JAKARTA, DDTCNews – Akselerasi pertumbuhan ekonomi masih berisiko terhambah oleh faktor eksternal maupun internal. Ada dua pekerjaan rumah pemerintah yang masih menanti untuk diselesaikan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan tantangan dari sisi internal tidak kalah pelik dengan tantangan eksternal, seperti dinamika perang dagang dan perlambatan ekonomi. Pemerataan pembangunan fisik dan manusia manjadi tantangan nyata dari dalam negeri.
“Kapasitas ekonomi Indonesia untuk tumbuh tinggi mengalami kendala karena keterbatasan output potensialnya,” katanya di Kompleks Parlemen, Senin (20/5/2019).
Sri Mulyani menjelaskan potensi sumber pertumbuhan ekonomi tersebar di seluruh Indonesia. Namun, infrastruktur pendukung belum terdistribusi secara merata. Akibatnya, kegiatan ekonomi hanya terkonsentrasi pada satu kawasan yakni Pulau Jawa.
Industri pengolahan yang menjadi salah satu motor pertumbuhan akhirnya hanya terkonsentrasi di Jawa. Hal tersebut pada gilirannya membuat pertumbuhan sektor usaha ini menjadi terhambat karena berkutat pada lokasi yang sama.
Adapun tantangan selanjutnya adalah perubahan demografi. Besarnya penduduk usia produktif selama ini tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja lokal. Alhasil, potensi dari penduduk berusia muda belum dimanfaatkan secara optimal.
“Belum optimalnya pemanfaatan penduduk usia muda disebabkan kualitas pendidikan yang rendah dan mismatch ketenagakerjaan,” jelas Sri Mulyani.
Oleh karena itu, fokus anggaran pada 2020 nanti akan ditujukan untuk mengatasi dua hal tersebut. Pasalnya, kedua aspek tersebut merupakan kunci untuk mencapai cita-cita menjadi negara maju pada 2045 mendatang.
“Kita dituntut untuk mampu mengakselerasi transformasi struktural. Jika tidak melakukan upaya serius, Indonesia menghadapi risikomiddle income trap,” imbuhnya. (kaw)