DEBAT RESPONS COVID-19

Stimulus untuk Covid-19 Kurang? Tulis Komentar Anda & Raih Rp1,5 juta

Redaksi DDTCNews
Senin, 27 April 2020 | 11.06 WIB
Stimulus untuk Covid-19 Kurang? Tulis Komentar Anda & Raih Rp1,5 juta

PANDEMI Covid-19 memberikan ancaman yang serius bagi ekonomi global. Dalam publikasi World Economic Outlook April ini, IMF menyebut dunia di ambang krisis ekonomi terhebat setelah Depresi Besar pada 1930-an. Episode The Great Lockdown ini diproyeksi memangkas pertumbuhan ekonomi global 2020 hingga menjadi minus 3%.

Hampir seluruh negara kemudian mengambil respons cepat untuk menanggulangi ancaman krisis tersebut. Paket stimulus yang mencakup area fiskal, moneter, jaminan sosial, dan kesehatan diguyur.

Respons tersebut juga diambil pemerintah Indonesia. Dalam pidatonya di Istana Bogor akhir Maret lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan komitmen stimulus sebesar Rp405,1 triliun untuk menanggulangi dampak covid-19. Jumlah ini setara dengan 2,5% PDB Indonesia pada 2019 senilai Rp15.833,9 triliun.

Paket tersebut ditujukan untuk empat sektor. Pertama, sektor kesehatan dengan nilai Rp75 triliun. Dana stimulus akan dipergunakan untuk keperluan subsidi iuran BPJS, insentif tenaga medis pusat dan daerah selama 6 bulan, serta belanja penanganan kesehatan.

Kedua, jaring pengaman sosial (social safety net) senilai Rp110 triliun. Dana ini akan dipergunakan untuk berbagai program. Adapun program tersebut antara lain penambahan penyaluran PKH bagi 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), tambahan Kartu Pra Kerja, pembebasan tarif listrik untuk 24 juta pelanggan 450VA dan diskon 50% untuk 7 juta pelanggan 900VA, hingga cadangan pemenuhan kebutuhan pokok.

Ketiga, dukungan industri sebesar Rp70,1 triliun. Dukungan tersebut berupa pajak dan bea masuk ditanggung pemerintah serta stimulus kredit usaha rakyat (KUR). Terakhir, program pemulihan ekonomi sebesar Rp150 triliun berupa pembiayaan untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional termasuk untuk ultra mikro.

Sebagai catatan, itu juga belum termasuk stimulus fiskal, kebijakan di sektor keuangan, serta stimulus belanja yang digelontorkan pada paket stimulus I dan II beserta perluasannya yang nilainya lebih dari Rp30 triliun.

Akan tetapi, beberapa kalangan menyatakan bahwa besaran stimulus Indonesia belum cukup mujarab. Pendapat itu cukup beralasan. Negara lain, seperti Australia, Singapura, dan Malaysia memberikan paket stimulus hingga 10% dari PDB.

Sebagai informasi, mengutip paparan Kementerian Keuangan pada Rapat Kerja Komisi XI-DPR RI (7/4/2020), nilai paket stimulus antarnegara cukup bervariasi. Pemerintah Amerika Serikat memberikan stimulus hingga 10,5% PDB.

Arab Saudi menggelontorkan stimulus 2,7% PDB, sedangkan Korea Selatan hanya sebesar 0,8%. Lebih lanjut lagi, merujuk pada data Statista.com per 20 April, rata-rata stimulus di negara G20 berada pada angka 4,9%.

DDTC Fiscal Research juga telah menyebutkan bahwa durasi dan kedalaman dampak akan menentukan langkah pemerintah untuk menentukan nilai dan jenis stimulus. Artinya, ada kemungkinan nilai dan jenis stimulus yang ada saat ini belum final.

Pemerintah sendiri telah menanggapi usulan penambahan stimulus. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan besaran paket stimulus antarnegara tidak bisa diperbandingkan secara langsung.

Selain itu, pemerintah tetap mengedepankan kehati-hatian dan good governance bahkan dalam konteks krisis yang notabene membutuhkan langkah cepat. “Pemerintah tetap menekankan tata kelola yang baik pada penanganan dampak covid-19,” ujarnya, Kamis (23/4/2020).

Selain risiko utang karena defisit anggaran yang melebar, langkah yang diambil pemerintah pada jangka pendek sejatinya akan berpengaruh bagi postur fiskal jangka menengah-panjang. Krisis keuangan global 2008 telah menunjukkan sulitnya proses recovery dan konsolidasi fiskal yang tidak instan.

Lantas, bagaimana menurut Anda? Apakah pemerintah perlu menaikkan paket stimulus atau tidak? Tulis komentar Anda di sini dan raih hadiahnya berupa uang tunai senilai Rp1,5 juta.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Beri Suara dan tuliskan komentar Anda:
71%
23%
35 suara
user-comment-debate-photo-profile

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

0/1000
list-comment-debate-photo-profile

Helmi Zus Rizal

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Fokus stimulus perlu diubah, diberikan kepada masyarakat tidak mampu maupun pekerja formal dan informal yang kehilangan penghasilan. Selama ini stimulus ratusan triliun yang diberikan sebagian besar hanya merupakan angka-angka semu yang belum tentu dalam kondisi normal tercapai. Masyarakat perlu dana untuk konsumsi sehingga ekonomi bisa berjalan, stimulus untuk perusahaan atau masyarakat mampu belum tentu memberikan multiplier efek yang diharapkan, karena fokus mereka berbeda.
list-comment-debate-photo-profile

Puspita Kirana

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Menurut saya, stimulus tidak perlu ditambah, namun, harus dikaji ulang pengelolaannya. Alasan mengapa stimulus diberikan adalah untuk tetap menggerakan roda ekonomi yang melemah. Akan tetapi, pemberian stimulus yang lebih besar pada kartu pra kerja dibanding sektor kesehatan membuat stimulus tidak efektif. Alasannya, di situasi pandemi yang mencetak lesunya daya beli pasar membuat masyarakat lebih membutuhkan bantuan langsung berupa subsidi kebutuhan primer atau tunai, sehingga akan ada daya beli masyarakat yang melemah dan membuat roda suply chain tidak berhenti karena berhentinya pemasukan. Dengan adanya kebijakan yg baik dengan memperhitungkan ekonomi instan bisa memperpendek gap kurva U/W dalam siklus bisnis, dengan asumsi kebijakan kesehatan publik berjalan dengan baik. Saya percaya, ketika topoksi anggaran stimulus diperuntukan sesuai dengan keadaan status quo dan urgency yang ada, maka roda perekonomian akan berjalan setidaknya di kurva yang lurus #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Risda

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Menurut KBBI, stimulus itu artinya rangsangan. Tujuannya adalah untuk mengaktifkan si penerima, sehingga yang terpenting adalah supaya si penerima bangkit. Misalnya insentif pph, tujuannya memang bukan untuk menyembuhkan tetapi mengurangi dampak, menopang arus kas perusahaan supaya mampu bertahan agar angka phk bisa ditekan, serta menambah daya beli karyawan. Stimulus lainnya, pemerintah memberikan keringanan pembayaran listrik bagi kelas bawah. Stimulus pemerintah sudah beberapa kali mengalami perubahan. Yang awalnya hanya paket genjot pada saat virus corona belum terdeteksi di Indonesia dan belum ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO. Tetapi ketika situasi berubah, akhirnya kebijakan itu tidak relevan, maka dikeluarkan stimulus II dann III. Berarti pemerintah responsif menganalisa stimulus2 yang telah dikeluarkan. Bahkan jika stimulus yang ada sudah tidak lagi relevan ataupun tidak cukup, pemerintah akan melakukan perubahan ataupun penambahan.
list-comment-debate-photo-profile

M.Afsa Naufal Karim

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Pemerintah itu kurang fokus dalam menangani Covid19 ini pasalnya hanya memberi stimulus sebesar 2,5% dari PDB Indonesia. Pemerintah juga terkesan lamban dalam menangani ini. Sebaiknya mengeluarkan stimulus lebih besar dari yang diberikan sekarang, seperti negara lain yang memberi stimulus lebih dari 10% agar perekonomian masyarakat tetap stabil dan bisa mengikuti aturan pemerintah yang mengharuskan kita dirumah saja. Selain itu pemerintah harusnya bisa lebih fokus terhadap masalah yang sedang dihadapi ini dengan mengesampingkan segala kebijakan yang tidak bersangkutan dengan masalah covid 19 ini baik yang akan diresmikan maupun yang akan direvisi. Terlebih Juga Di Indonesia Semakin menurunnya Masyarakat Indonesia membayar Pajak Dikarenakan Covid19 ini Menurut PPh Pasal 21 Pekerja yang dikenakan Phk dan mendapatkan Pesangon akan dipotong apabila pekerja tidak mendapatkan pesangon merugikan bukan?. Jadi Stimulus yg difokuskan memperkuat pada sektor yang penting saja. OK🤩 #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Andriant

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
perlu tambahan Stimulus, dengan catatan. dilakukan pendataan ulang yg baru di tiap tiap RT/RW bagi warga yg belum mendapatkan bantuan , kemudian data yg sdh ada dilaporkan ke kelurahan-kecamatan agar segera ditindaklanjuti pemerintah daerah. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Agustine Catur S

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Covid-19 merupakan masalah kesehatan yg dampaknya luas, menyelesaikan pandemi hrs menjadi fokus utama pemerintah. Stimulus diperlukan sbg bentuk kompensasi atas kebijakan pembatasan serta respon masyarakat, sehingga besaran stimulus perlu ditambah secara bertahap sejalan dengan memperluasnya dampak situasi ini. Alokasi untuk Kesehatan, social safety net, dan pelindungan sektor usaha terdampak hrs menjadi prioritas. Ketepatan,kecepatan,dan kesederhanaan dlm pemberian stimulus perlu terus didorong. Disisi lain, perluasan kapasitas fiskal pemerintah juga hrs diusahakan. Semua opsi pendanaan defisit perlu dibuka namun hrs tetap prudent. Mengoptimalkan penerimaan pajak dr transaksi digital dan sektor-sektor lain yg tidak terdampak jg dapat menambah ruang fiskal pemerintah. Menurut saya menemukan keseimbangan antara kebijakan penghentian penyebaran covid-19, kebutuhan stimulus, dan kapasitas fiskal dapat menjadi tindakan rasional yg efektif dlm mengangani pandemi ini. #maribicara
list-comment-debate-photo-profile

Muis Arasid

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Perlu tambah stimulus, agar dapat menjaga keseimbangan ekonomi masyarakat di tengah gencarnya penyebaran covid 19 #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Muhammad Taufiq Badruzzuhad

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Menurut saya, stimulus yang telah “digelontorkan” pemerintah saat ini perlu untuk ditambah. Terutama untuk menunjang fasilitas kesehatan agar dapat mengakomodasi lonjakan pasien positif Covid-19 yang sampai saat ini terus bertambah tanpa diketauhi sampai angka berapa total kasus yang akan terjadi. Selain itu, stimulus tambahan ini juga harus berfokus pada kebijakan pemulihan ekonomi Indonesia, subsidi besar-besaran harus ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian yang saat ini hampir berhenti total. Pemerintah dapat menjadikan angka rata-rata negara G20 yakni 4,9% dari PDB sebagai pertimbangan dalam memberikan paket stimulus tambahan ini. Namun, pemerintah tidak boleh gegabah dan harus mengkalkulasi dengan tepat dari mana saja sumber pembiayaan yang akan digunakan agar tidak menjadi beban untuk postur fiskal kedepannya mengingat defisit anggaran yang terjadi sudah cukup lebar. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

mohammad dimas pamungkas

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Diantara ketiga paket stimulus yang diberikan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid 19, paket kedua (social safety net) sangat menarik perhatian saya. Pasalnya kita paham seberapa luas dan besarnya negara ini serta dilengkapi dengan kepadatan penduduk, kita bisa melihat kendala dalam penyaluran bantuan ini terutama penyaluran bantuan sembako, seperti yang dialami Pemprov DKI Jakarta yang kebingungan dengan akurasi data kepedudukan (BBC, 2020), hal ini pun diakui oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengalami kendala dalam pembaharuan data kemiskinan (Merdeka,2020). Jelas ini akan menghabat penyaluran bantuan kepada masyarakat, dan bisa jadi hal ini pun berdampak negatif dengan penyaluran bantuan yang tidak tepat sasaran mengingat data yang terhambat dalam proses pembaharuanya. Besar harapanya pemerintah daerah dapat melakukan update data kependudukan agar hal seperti ini mampu untuk diminimalisir.
list-comment-debate-photo-profile

Hakim

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Guna menyelamatkan kondisi krisis tersebut, perlu kebijakan pemulihan ekonomi secara holistik yang memperhatikan segi permintaan dan produksi. pemerintah telah memberikan stimulus guna menyelamatkan perekonomian sebesar 405,1 triliun rupiah. Kebijakan ini sudah tepat namun dari segi jumlah masih dianggap belum mencukupi. Dari sisi permintaan, Menurut pengamatan kadin, terdapat 130 juta pekerja secara keseluruhan dengan potensi pendapatan yang didapat masyarakat sebesar 324 Triliun rupiah per bulan. Dengan asumsi 30% TOTAL pekerja telah kehilangan kapasitas berpendapatan karena kehilangan pekerjaan akibat covid 19, maka pendapatan masyarakat akan menurun hampir 100 triliun rupiah per bulan. Dengan demikian angaran kompensasi untuk menstimulus dari sisi permintaan selama 6 bulan adalah sekitar 600 triliun. Belum untuk pemulihan produksi dan stimulus di bidang kesehatan, dll. Artinya dana 405,1 triliun masih dianggap belum cukup untuk mendanai stimulus ini.#MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

fajarizki galuh syahbana yunus

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Penambahan stimulus memang penting, tapi bagaimana mungkin menambah stimulus sementara stimulus yang saat ini sedang didistribusikan belum direalisasikan 100%? Dalam hal ini, perhitungan yang matang terkait analisis risiko juga perlu diperhatikan. Berdasarkan statistik terbaru, jumlah positif COVID19 memang meningkat, namun di sisi lain pemberitaan tentang BLT yang tidak tersalur dengan optimal juga marak. Ini bukan masalah kurangnya stimulus, tapi manajemen penyaluran dan monitoring pemerintah yang kurang optimal. Bisa jadi dana yang disiapkan pemerintah malah dikorupsi oleh oknum yang oportunis. Jadi, kita tidak boleh gegabah untuk menambah stimulus, prospek jangka panjang juga harus diperhatikan. Lebih baik menuntaskan terlebih dahulu stimulus yang ada saat ini, baru menambah stimulus lagi jika memang dirasa kurang. Saya yakin pemerintah membuat kebijakan terkait nominal stimulus bukan tanpa perhitungan, tapi juga mempertimbangkan banyak kemungkinan kondisi yang lain. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Fadlian

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Fokuskann untuk penanganan covid-19 khususnya apd nakes
list-comment-debate-photo-profile

yayat

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
PPh 25 harus nya tidak 30%, minal 80% lebih baik 100%, karena Cicilan PPh akan menyebabkan kelebihan bayar pada PPh badan tahun yang akan datang, karena laporan keuangan tahun depan akan kemungkinan mengalami kerugian. PPh 21 baik nya THR tidak dikenakan PPh 21.
list-comment-debate-photo-profile

Roy Surya Wijaya

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Sebenarnya antara YA & TIDAK😁!. Seberapa besar sih rakyat indonesia dapat mengAKSES paket stimulus yang diberikan pemerintah? sementara mereka yang dekat dengan penguasa (Pemerintah) selalu mendapat stimulus terdahulu & terbanyak (apalagi bagi oknum pengusaha berpengaruh & menguasai sebagian besar perekonimian). YA! tentu semakin besar paket stimulus yang diberikan sangat bermanfaaat, asal sampai dengan masyarakat level bawah & sangat terdampak. Memang tidak dapat memuaskan semua pihak, kontrol & pengawasan pemerintah diperlukan dalam setiap paket stimulus yang ada. TIDAK setuju! ditambahkan paket stimulus baru jika banyak pemangku kepentingan [oknum] memanfaatkan kebijakan tersebut untuk memperkaya/keuntungan diri sendiri, toh secara sporadis banyak komunitas yang menggalang dana sosial bagi masyarakat yang terdampak, mestinya PEMERINTAH punya andil & merangkul serta mengkoordinir komunitas tersebut sehingga bantuan yang diberikan ke masyarakat merata & tidak tumpang tindih.
list-comment-debate-photo-profile

Nindi firdayanti

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Memang Betul stimulus setiap negara tidak bisa di bandingkan secara langsung.Lantas kita lihat di lapangan apakah 2.5% persen dari pdb itu mencukupi? Dan pada kenyataannya tidak. Kondisi keuangan rakyat indonesia yang kurang menyebabkan mereka tidak peduli pada aturan pemerintah yang mengharuskan mereka tetap di rumah. Karena nyatanya bantuan yang datang tidak cukup untuk membiayai hidup mereka. Kematian karena covid itu belum pasti, tapi kematian karena kelaparan itu pasti. Akan jdi percuma apabila dana 2,5 % di keluarkan tapi dampak untuk masyarakat sangat rendah. Masyarakat tetap ksulitan dr segi ekonomi. Akhirnya mreka trpaksa bekerja di tengah pendemi ini. Smakin bnyak msyarakat yg memaksakan bekerja maka smakin sulit utk mnghentikan penularan wabah ini. Sbaiknya stimulus di naikkan dan kesejahteraan masyarakat akan terjamin. Krena dgn sejahtera masyarakat akan taat. Smakin bnyak yg taat smakin mudah utk menghentikan penularan wabah. Smoga wabah ini cepat berakhir #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Nindi firdayanti

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Memang Betul stimulus setiap negara tidak bisa di bandingkan secara langsung.Lantas kita lihat di lapangan apakah 2.5% persen dari pdb itu mencukupi? Dan pada kenyataannya tidak. Kondisi keuangan rakyat indonesia yang kurang menyebabkan mereka tidak peduli pada aturan pemerintah yang mengharuskan mereka tetap di rumah. Karena nyatanya bantuan yang datang tidak cukup untuk membiayai hidup mereka. Kematian karena covid itu belum pasti, tapi kematian karena kelaparan itu pasti. Akan jdi percuma apabila dana 2,5 % di keluarkan tapi dampak untuk masyarakat sangat rendah. Masyarakat tetap ksulitan dr segi ekonomi. Akhirnya mreka trpaksa bekerja di tengah pendemi ini. Smakin bnyak msyarakat yg memaksakan bekerja maka smakin sulit utk mnghentikan penularan wabah ini. Sbaiknya stimulus di naikkan dan kesejahteraan masyarakat akan terjamin. Krena dgn sejahtera masyarakat akan taat. Smakin bnyak yg taat smakin mudah utk menghentikan penularan wabah. Smoga wabah ini cepat berakhir #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Siska Dwi Utami

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Pandemi Covid-19 selain membahayakan kesehatan masyarakat juga memengaruhi kondisi perekonomian global, dampak yang ditimbulkan yakni: Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mengakibatkan pelebaran defisit neraca perdaganga, melemahnya nilai rupiah juga akan meningkatkan harga bahan baku impor sehingga output produk industri nasional tidak kompetitif di pasar global, dan berdampak pada peningkatan utang luar negeri Indonesia (dalam rupiah). Sehingga diperlukan stimulus untuk meningkatan kesehatan masyarakat dan mampu memperbaiki perekonomian, struktur ekonomi Indonesia 56,6% ditopang oleh konsumsi rumah tangga, oleh karena itu pemerintah dapat meningkatkan belanja fasilitas kesehatan, akibat menurunnya impor dapat juga dijadikan momentum oleh industri nasional untuk mengembangkan industri subtitusi impor terutama industri kesehatan, dan OJK harus mendorong lembaga keuangan dengan memberikan pembiayaan yang murah bagi industri kesehatan. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Joshua Michael

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Pemerintah kiranya perlu meningkatkan anggaran stimulus terutama untuk sektor kesehatan karena persentase kematian covid-19 di negara Indonesia yang besarnya adalah sekitar 7-8 persen dari total kasus positif, performa penanganan covid-19 di Indonesia dapat dikatakan belum maksimal. Hal tersebut juga didukung dengan data bahwa estimasi mortality rate dari covid-19 secara global adalah 3,4 persen (WHO, 2020) sehingga dapat dikatakan bahwa kematian negara Indonesia jauh berada di atas rata-rata global. Selain itu, covid-19 test coverage di Indonesia juga merupakan salah satu yang terburuk di Asia, yaitu sebesar 184 orang per satu juta populasi, sedangkan negara asia lainnya memiliki performa yang lebih baik yaitu setidaknya di atas 10.000 orang per satu juta populasi (Jakarta Post, 2020). Krisis ekonomi ini disebabkan oleh krisis kesehatan, sehingga tanpa menyelesaikan masalah kesehatan terlebih dahulu, stimulus ekonomi sebesar apapun tidak akan bisa mengakhiri krisis ini. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

priyatno

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Stimulus tentu sangat diperlukan guna membantu rakyat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan mendorong daya beli masyarakat sehingga roda ekonomi bisa berjalan, walau lambat. Semakin besar stimulus dikucurkan, harapannya semakin banyak rakyat yang terbantu. Hal tersebut tergantung dari seberapa besar resapan stimulus. Berkaca pada histori stimulus tahun 2008, misalnya, terlihat bahwa resapan stimulus masih berkisar pada angka 75% sehingga monitoring ketat dan data yang valid amat sangat penting agar dana stimulus benar-benar tepat sasaran.
list-comment-debate-photo-profile

Putra

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
saya tidak bicara negara lain,karena banyak perbedaan dinegara kita.kalau memang g ditambah...apakah ada yang menjamin sektor2 dengan penjelasan diatas sudah tepat sasaran.
list-comment-debate-photo-profile

Muhammad Syafa'at

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Kali ini konteks pemasalahan yang saya ambil adalah tentang Mahasiswa yang terjebak dalam suatu KOTA PSBB dan tidak bisa pulang ke kampung halaman. Berdasarkan survey yang saya lakukan kepada teman-teman saya yang merantau dan kuliah di Surabaya, mereka hanya mendapatkan stimulus dari kampus untuk menunjang kehidupannya di Surabaya, dan mereka rasa itu kurang. Sisanya mau tidak mau mereka harus mengeluarkan biaya sendiri untuk bertahan hidup. Padahal tidak semua dari mereka memiliki keluarga yang berada pada ekonomi menengah keatas. Apalagi banyak penghasilan dari orang tua mereka yang berkurang akibat dari adanya pandemi ini. Bahkan ada kampus yang masih belum memberikan stimulus kepada mahasiswanya yang terjebak dalam kebijakan PSBB di Kota Surabaya ini. Oleh karena itu, menurut saya stimulus dari pemerintah perlu ditambah serta HARUS LEBIH MEMPERHATIKAN hal sepele seperti ini yang kita alami SEBAGAI MAHASISWA TERJEBAK DALAM KEBIJAKAN PSBB. #MariBicara TERIMAKASIH :)
list-comment-debate-photo-profile

Hasan Muhammad Saukani

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Kalau dihitung secara ideal tentunya masih sangat kurang, akan tetapi apakah keuangan negara mampu memenuhinya, karena jika dipaksakan tentunya akan mengganggu kesehatan keuangan negara yg nantinya justru akan lebih menyulitkan rakyat lagi
list-comment-debate-photo-profile

Hasan Muhammad Saukani

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Kalau dihitung secara ideal tentunya masih sangat kurang, akan tetapi apakah keuangan negara mampu memenuhinya, karena jika dipaksakan tentunya akan mengganggu kesehatan keuangan negara yg nantinya justru akan lebih menyulitkan rakyat lagi
list-comment-debate-photo-profile

Muhammad Khoiruddin Alfikhri

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Menurut saya perlu menambah stimulus yang ditujukan untuk kesehatan persentasenya menyesuaikan cadangan devisa negara, seperti yang kita ketahui Covid-19 merupakan acaman yang nyata berimbas pada sektor perokoniman dan lain sebagainya Dilansir dari Cambrige University berjudul Covid-19: genetic network analysis provides 'snapshot' of pandemic origins, dari informasi yang diberikan oleh Cambrige University, criticalnya bahwa berbeda jenis Covid-19 berbeda pula penanganannya, gejala beda, efeknya juga beda dan ini berimbas pada lamanya pandemic ini terjadi dan semakin lama ekonomi akan bangkit. Seandainya Covid-19 menyerang sendi keamanan, pertahanan, dan kesehatan hal ini mengakibatakan kelumpuhan nasional. Dari pemaparan di atas solusi yang saya tawarakan untuk pemerintan, menggunakan economic model Modern Monetery Theory (MMT). dan untuk mengatasi badai PHK, dengan salurkan dana ke UKM tanpa infrastruktur bank tapi menggunakan SKK (Satuan Kerja Khusus) bagian keuangan #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

predi Sinaga

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Ada beberapa hal penting yang mengharuskan pemerintah menaikkan stimulus covid dari 2,5% minimal ke 5 %, diantaranya: 1.korporasi, umkm, dan start up di indonesia belakangan menunjukkan trend positif secara produktifitas, tentunya kita berharap pandemic ini tidak membuat sektor2 tersebut terpuruk yang berakibat rusaknya iklim ekonomi diindonesia dan menimbulkan multiflier effect negatif bagi buruh dan pekerja lepas. 2.Bantuan tunai langsung maupun sembako masih banyak yang mengeluh tidak mendapatkannya, hal ini bisa saja benar mengingat bahwa rakyat kurang sejahtera di indonesia sebelum adanya pandemic ini sudah banyak, sehingga dengan adanya pandemic ini tentunya jumlahnya semakin meningkat yang membuat pemerintah harus mengucurkan dana lebih jika memang mau bersikap adil secara totalitas. 3.pemerintah tidak boleh lupa bahwa indonesia memiliki sumber daya yang besar, jadi pemerintah tidak perlu takut untuk mengucurkan dana untuk menjamin ekonomi pulih dan berkelanjutan#MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Robby Adi Wiranto

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Saya rasa jika hanya 2,5% dari PDB itu masih kurang, dibandingkan dengan negara lainnya, misalkan malaysia yg menggelontorkan 10% dari PDB. Meskipun sudah berkali-kali pemerintah memberikan stimulus, namun kenyataan di lapangan masih banyak yg belum tepat sasaran. Masih banyak juga industri yg terdampak namun belum ada stimulus, restoran dan penerbangan misalnya. Kurang tanggapnya pemerintah bahkan revisi PMK 20/2020 pun belum selesai diresmikan. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

M. Arief Juliandri

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Menurut saya, stimulus yang disiapkan pemerintah sudah tepat dan sangat menolong para pelaku ekonomi. Namun permasalahannya adalah implementasinya. Karena delivery-nya sangat lambat. Kayaknya sih sistem birokrasi atau ada kelambanan lain ya. Kita terus dorong pemerintah agar bergerak lebih cepat. Selain itu, dari sisi jumlah anggaran, Saya menilai stimulus tersebut juga masih jauh dari kata cukup. Angka sebesar Rp 405,1 triliun hanya sekitar 2,8% dari PDB. Negara lain jauh lebih besar dari itu. Pandemi ini masih lama, Pak Jokowi aja memperkirakan sampai akhir tahun. Saya perkirakan malah lebih panjang dari itu. Selama vaksin belum ditemukan maka virus Corona itu akan mengunci kita di rumah dan mengunci juga kegiatan ekonomi. Kalaupun ekonomi ada yang jalan, pasti jauh dibanding keadaan sebelum wabah Corona. Saya mencontohkan Singapura dan China yang mengabarkan kasusnya mereda, kini menghadapi wabah COVID-19 gelombang kedua. Itu artinya tidak ada prediksi pasti tentang kapan wabah ini benar-benar hilang.
list-comment-debate-photo-profile

Reza Diva A

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Dalam menentukan besaran stimulus yg dibutuhkan suatu negara tidak bisa serta merta hanya dengan membandingkan semata, dibutuhkan kajian lebih mendalam terkait situasi dan kondisi unik suatu negara. Apabila dilihat dari size ekonomi negara indonesia, saya rasa sebagian besar orang akan berkata "kurang". Namun disisi lain kita perlu memahami kondisi pemerintah dalam menghadapi situasi ini. Stimulus didanai melalui defisit anggaran, mengacu pada UU Keuangan Negara, pemerintah memiliki batasan terkait hal ini. Pemerintah juga dituntut untuk secara linear dapat menjaga keseimbangan neraca pembayaran baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Maka kuncinya bukan sekedar kuantitas anggaran semata melainkan kualitas yg perlu dikedepankan. Stimulus secara bertahap dan tepat sasaran menjadi hal yg wajib diagendakan demi menjaga daya beli dan roda ekonomi tetap berjalan sebagaimana mestinya. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Felix Sevanov

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
rsenrsersrmrlamrlmrmMengapa perlu ditambah karena memang berdasarkan data bukan hanya masyarakat kurang atau sangat tidak mampu saja yang misalkan termasuk dibawah garis kemiskinan atau kemiskinan ekstrem atau stimulus menyasar pada sektor yang betul-betul terdampak dan berhadapan langsung pada cakupan melainkan sektor lain yang sejatinya sangat berhubungan dan bisa dikatakan semua cakupan masyarakat dan datanya jelas misalkan bergerak pada sektor rill berarti sekitar 100 juta masyarakat diprediksi akan terdampak maka demikian akan sangat berpengaruh pada gejolak pertumbuhan ekonomi dilihat dari GDP atau Produk Domestik Bruto. Maka saran saya memang harus ada penambahan dari penambalan defisit terhadap APBN yang sebenarnya hanya 2,6 persen atau sekitar 438,2 T menjadi 5,07 persen pagu APBN pengeluaran sebesar 857 T rupiah, sebenarnya juga dilihat dari cakupan program atau terhadap sasaran juga harus terukur. Saran saja 7 persen PDB sudah relevan = 1100 T tambahan
list-comment-debate-photo-profile

Mungky Chan

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Stimulus pemerintah Indonesia perlu di tambah secara bertahap dan bijaksana, dengan melakukan evaluasi secara berkala. Saya sependapat jika stimulus pemerintah Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan stimulus yang dikeluarkan oleh negara lain. Pemerintah harus bersiap dengan kemungkinan lamanya wabah ini berlangsung. Semakin lama wabah ini berlangsung akan memerlukan jumlah stimulus yang semakin besar, dengan resiko masyarakat terdampak semakin meningkat. Dan Pemerintah harus memiliki stimulus pasca wabah, karena masyarakat tidak mampu bangkit dengan sendirinya tanpa bantuan dari pemerintah. Intinya, stimulus bertahap, bijak dan hemat. #MariBicara #OrangAwamBicara
list-comment-debate-photo-profile

David

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Tren menunjukkan bahwa negara yg menerapkan lockdown/semi lockdown akan membutuhkan stimulus yg lebih besar jika dibanding dg negara yg menerapkan batasan2 tertentu dalam hubungan sosial. Selain itu, Σpendapatan & status negara juga mempengaruhi Σbesaran & bentuk stimulus yg diberikan. Sehingga perbandingan pemberian stimulus 10% oleh HIPMI menurut sy kurang tepat, sebab angka tsb tidak dapat menjamin keidealan dampak stimulus dalam menangani wabah & sustainability of state finances. Disisi lain jumlah stimulus dalam bentuk social safety net menurut sy memang perlu ditambah untuk tujuan pemerataan, mengingat Σpenduduk miskin & hampir miskin di Indonesia + Σpegawai & bukan pegawai yg terdampak akibat pandemi ini tidak sedikit. Bantuan uang tunai, bahan makanan pokok, penundaan pembayaran utang & cicilan, serta subsidi dibidang pendidikan kesehatan & telekomunikasi menurut sy adalah hal yg paling dibutuhkan oleh masy shg kegiatan WFH, LFH, & Worship FH dapat terealisasi #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

fanni fauziah

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Poin utama dari perlu tidaknya menambah paket stimulus terletak pada realisasi dari paket stimulus itu sendiri. Hal yang perlu menjadi perhatian utama saat ini adalah apakah efek dari stimulus tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat sepenuhnya, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebagai contoh, stimulus terkait penyaluran kebutuhan pokok akibat social distancing. Memang, beberapa masyarakat kelas bawah benar-benar menerima bantuan tersebut, namun apakah semua tercover? Padahal, faktanya social distancing ini memunculkan masyarakat miskin baru akibat PHK besar-besaran yang besar kemungkinan sebelum adanya pandemi tidak terdaftar dalam KPM. Di sisi lain, stimulus yang begitu besar tersebut juga rawan korupsi. Oleh karena itu, pemerintah untuk saat ini tidak perlu menambah stimulus, namun perlu melakukan monitoring ketat atas pelaksanaan paket stimulus tersebut. Sisa anggaran perlu digunakan untuk berjaga-jaga jika terdapat gelombang kedua pandemi covid-19. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

Mursyidan

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Stimulus bagi WP Badan dalam negeri juga perlu berupa relaksasi tax loss carryforward, (Ps. 6 (2) UU PPh) yang saat ini 5 tahun menjadi 6 tahun atau lebih. Hal ini dibutuhkan terutama bagi UMKM yang baru merintis usaha (start-up) beberapa tahun ke belakang dan masih terus merugi karena CAPEX ditambah efek COVID-19 yang membuat pendapatan menurun. Sebagai contoh, wacana ini terdapat di Republik Ceko (https://home.kpmg/us/en/home/insights/2020/04/tnf-czech-republic-tax-loss-carryback-carryforward-relief-proposals-covid-19.html). #MariBicara #DDTCnews
list-comment-debate-photo-profile

Mochamad Januar Rizki

baru saja
Memilih: Perlu Tambah Stimulus
Stimulus harus diperluas dan diperdalam khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan UMKM. Stimulus diberikan seperti perluasan listrik gratis, air gratis dan penangguhan iuran BPJS Kesehatan. Lalu, anggaran kartu Pra Kerja lebih baik dialokasikan ke bantuan sosial dan kesehatan. Bagi korporasi, pemerintah harus beri insentif pajak bagi perusahaan-perusahaan yang tidak mem-PHK karyawan. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan penangguhan pembayaran BPJS Kesehatan bagi karyawannya agar berkurang biaya operasionalnya. #MariBicara
list-comment-debate-photo-profile

fanni fauziah

baru saja
Memilih: Tidak Perlu Tambah Stimulus
Menurut saya, poin utama dari perlu tidaknya menambah paket stimulus terletak pada realisasi dari paket stimulus itu sendiri. Hal yang perlu menjadi perhatian utama saat ini adalah apakah efek dari stimulus tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat sepenuhnya, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebagai contoh, stimulus terkait penyaluran kebutuhan pokok akibat social distancing. Memang, beberapa masyarakat kelas bawah benar-benar menerima bantuan tersebut, namun apakah semua tercover? Padahal, faktanya social distancing ini memunculkan masyarakat miskin baru akibat PHK besar-besaran yang besar kemungkinan sebelum adanya pandemi tidak terdaftar dalam KPM. Di sisi lain, stimulus yang begitu besar tersebut juga rawan korupsi. Oleh karena itu, pemerintah untuk saat ini tidak perlu menambah stimulus, namun perlu melakukan monitoring ketat atas pelaksanaan paket stimulus tersebut. Sisa anggaran perlu digunakan untuk berjaga-jaga jika terdapat gelombang kedua pandemi covid-19.