KEBIJAKAN ANGGARAN

Sri Mulyani: Reformasi Penganggaran K/L Berbasis Hasil Mulai 2021

Dian Kurniati | Rabu, 25 November 2020 | 13:09 WIB
Sri Mulyani: Reformasi Penganggaran K/L Berbasis Hasil Mulai 2021

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Youtube Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut reformasi penganggaran kementerian/lembaga (K/L) akan dimulai pada 2021, dari yang saat ini berbasis kinerja menjadi berbasis hasil.

Sri Mulyani mengatakan reformasi tersebut untuk memaksimalkan peran APBN dalam memulihkan perekonomian setelah pandemi Covid-19. Selain itu, dampak pembelanjaan anggaran juga akan lebih bisa dirasakan masyarakat.

"Mulai tahun 2021, dilaksanakan reformasi penganggaran kementerian/lembaga dengan penganggaran berbasis hasil," katanya dalam penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 2021, Rabu (25/11/2020).

Baca Juga:
Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.262,1 Triliun pada Akhir Maret 2024

Sri Mulyani menyebut perbaikan dalam reformasi penganggaran K/L tersebut mencakup 3 hal. Pertama, peningkatan integrasi dan konvergensi kegiatan pembangunan di antara K/L.

Kedua, pengurangan duplikasi kegiatan di antara K/L. Terakhir, akan ada penajaman rumusan program agar pelaksanaanya lebih efektif. Selain dari sisi belanja, Sri Mulyani menyebut akan ada reformasi dari sisi penerimaan negara pada 2021.

"Di sisi penerimaan, juga dilakukan reformasi perpajakan," ujarnya.

Baca Juga:
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Terkontraksi 4,5% pada Kuartal I/2024

Sebelumnya, dia sempat memaparkan reformasi perpajakan itu mencakup bidang pelayanan organisasi, sumber daya manusia, teknologi informasi dan basis data, proses bisnis, serta peraturan perpajakan.

Hari ini, Presiden Joko Widodo menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 2021 kepada kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Dari APBN 2021 yang senilai Rp2.750 triliun, pemerintah mengalokasi belanja K/L senilai Rp1.032 triliun dan TKDD Rp795,5 triliun. Fokus belanja akan diarahkan untuk penanganan masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 30 April 2024 | 09:00 WIB KINERJA FISKAL

Posisi Utang Pemerintah Capai Rp8.262,1 Triliun pada Akhir Maret 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 12:30 WIB PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Terkontraksi 4,5% pada Kuartal I/2024

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

BERITA PILIHAN