BANTUAN LANGSUNG TUNAI

Sedang Difinalisasi, Bantuan Gaji Rp2,4 Juta per Orang

Muhamad Wildan
Kamis, 06 Agustus 2020 | 13.34 WIB
Sedang Difinalisasi, Bantuan Gaji Rp2,4 Juta per Orang

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu. (tangkapan layar Youtube BKF)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah sudah memasuki proses finalisasi terkait dengan rencana kebijakan pemberian bantuan gaji dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada pekerja dan bantuan produktif kepada usaha mikro.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan kemungkinan besar BLT akan disalurkan kepada pekerja dengan penghasilan di bawah Rp5 juta. Sementara itu, bantuan produktif disalurkan dalam bentuk hibah, bukan pembiayaan.

"Ini semua sedang difinalisasi, BLT ini jumlahnya seperti yang didengar yakni Rp2,4 juta per orang. Namun, apakah ini akan diberikan sekali atau beberapa kali setiap bulan itu sedang kami finalkan," ujar Febrio, Kamis (6/8/2020).

Menurut Febrio, besaran dari BLT bukanlah permasalahan dari rencana kebijakan ini. Yang sedang dirancang oleh pemerintah adalah terkait dengan kecepatan penyaluran, data, dan tata kelola.

Terkait data, Febrio mengakui memang belum ada data mengenai jumlah orang yang berhak mendapatkan fasilitas BLT. Saat ini, pemerintah hanya memiliki data untuk kelompok masyarakat 40% ke bawah yang selama ini sudah mendapatkan bantuan sosial dalam bentuk lain seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan jenis bantuan sosial lainnya.

Dari sisi tata kelola, pemerintah sedang mengusahakan agar mekanisme penyaluran BLT kepada kelompok pekerja dengan penghasilan di bawah Rp5 juta ini benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.

“Jangan sampai tidak baik dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ini harus ada kerja keras teman-teman kita di birokrasi," ujar Febrio. Simak artikel ‘Kata Sri Mulyani, Pemerintah Kaji Bantuan Gaji untuk 13 Juta Pekerja’.

Penyaluran BLT harus cepat dan segera berdampak kepada masyarakat. Dengan demikian, perekonomian pada kuartal III/2020 bisa lebih baik dibandingkan kuartal II/2020 yang terkontraksi hingga 5,32% (yoy).

Perlambatan ataupun kontraksi dari pertumbuhan ekonomi, sambungnya, harus dijaga tidak terlalu dalam agar jumlah orang miskin dan pengangguran baru tidak bertambah semakin banyak. Simak pula artikel ‘Tegaskan Indonesia Belum Resesi, Sri Mulyani: Kita All Out’. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
user-comment-photo-profile
Yasri Azhari S
baru saja
Trimakasih info nya,Terimakasih pemerintah pusat 👍👍👍