THAILAND

Saling Pangkas Tarif Impor, Kesepakatan UE & Vietnam Ancam Thailand

Redaksi DDTCNews | Jumat, 12 Juli 2019 | 15:43 WIB
Saling Pangkas Tarif Impor, Kesepakatan UE & Vietnam Ancam Thailand

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Kesepakatan perdagangan bebas yang diteken pejabat Uni Eropa dan Vietnam berpotensi mengubah keseimbangan manufaktur di Kawasan tersebut. Kesepakatan itu memunculkan kekhawatiran di Thailand.

Perjanjian perdagangan bebas (The EU-Vietnam Free Trade Agreement) dan perjanjian perlindungan investasi (EU-Vietnam Investment Protection Agreement) akan mengurangi tarif dan memfasilitasi perdagangan kedua pihak.

“FTA ini adalah yang paling ambisius dan komprehensif yang dibuat UE dengan negara berkembang,” kata Pimchanok Vonkorpon, Direktur Jenderal Kebijakan dan Strategi Perdagangan Thailand, seperti dikutip pada Jumat (12/7/2019).

Baca Juga:
DJBC Bagikan Tip Terhindar Sanksi Saat Belanja Online dari Luar Negeri

Vietnam akan menurunkan tarif bea impor 65% dari UE akhir tahun ini. Penguranfan tarif mencakup 99% produk UE dalam 10 tahun. UE akan melakukan penurunan tarif bea impor 71% dari Vietnam, mencakup hampir semua produk Vietnam dalam 7 tahun.

Di sisi lain, kesepakatan itu berisiko memengaruhi ekspor mobil, komputer, dan sirkuit Thailand. Hal ini karena produsen pindah ke Vietnam untuk memanfaatkan perdagangan bebas dengan blok tersebut. Sektor garmen, beras, dan pengolah makanan laut juga bisa mengalami kerugian karena kesepakatan baru membuat produk Vietnam lebih kompetitif.

Menurutnya, pemasok otomotif di Thailand harus bersiap karena akan banyak perusahaan perakit mobil akan memindahkan fasilitas produksinya ke Vietnam. Industri lokal Thailand harus meningkatkan efisiensi dan mempercepat produksi kendaraan generasi terbaru agar kompetitif.

Baca Juga:
World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Sampai saat ini, Thailand mengekspor sekitar 10% mobil dan 11% produksi suku cadang mobil ke UE. Thailand, sambung Vonkorpon, perlu mengembangkan tenaga kerja terampil dan mengadopsi teknologi dan inovasi yang lebih tinggi.

“Ini untuk menambah nilai pada produk dan mempertahankan daya saing,” imbuh Pimchanok.

Jika banyak fasilitas produksi UE berimigrasi ke Vietnam, Thailand dapat fokus meningkatkan ikatan manufaktur dengan mitra lain. Jepang tetap menjadi sumber investasi asing terbesar di Thailand yang dengan menghasilkan US $ 86,6 miliar pada 2018 atau 37% dari total investasi.

Baca Juga:
Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Investasi dari China juga meningkat. Jumlah aplikasi dari bisnis China yang berharap untuk memindahkan fasilitas produksi ke Thailand meningkat tiga kali lipat. Hal ini terjadi karena kenaikan biaya di China.

Beberapa perusahaan teknologi termasuk Hewlett Packard (HP) dan Microsoft mempertimbangkan untuk memindahkan sebagian produksi mereka dari China ke Thailand di tengah perang dagang Negeri Tirai Bambu dan Amerika Serikat.

Seperti dilansir aseantoday.com, Aat Pisanwanich, Director of the Centre for International Trade Studies at the University of the Thai Chamber of Commerce mengatakan perdagangan UE--Thailand akan menurun dalam beberapa bulan tanpa kesepakatan perdagangan untuk bersaing dengan perjanjian UE—Vietnam.

Perjanjian serupa dengan UE—Thailand akan memudahkan akses produsen Thailand untuk mengekspor barang-barang elektronik, makanan olahan, dan otomotif ke UE. Hal tersebut juga akan membuat Thailand lebih menarik bagi investor di industri teknologi dan perusahaan manufaktur. (MG-dnl/kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT