PERLAKUAN PERPAJAKAN E-COMMERCE

Ribut Soal Pajak E-Commerce, Ini Penjelasan Singkat Darmin

Redaksi DDTCNews | Senin, 14 Januari 2019 | 18:31 WIB
Ribut Soal Pajak E-Commerce, Ini Penjelasan Singkat Darmin

Menko Perekonomian Darmin Nasution. (foto: Setkab)

JAKARTA, DDTCNews – Menko Perekonomian Darmin Nasution menegaskan beleid baru terkait perlakuan perpajakan transaksi e-commerce tidak memunculkan pungutan pajak baru. Beleid hanya menyentuh aspek administrasi.

Dia mengaku sudah bertanya langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 210/PMK.010/2018. Beleid yang diteken dan diundangkan pada 31 Desember 2018 ini mulai berlaku efektif pada 1 April 2019.

“Saya tadi tanya Menkeu dan bilang enggak ada pajak baru dari itu [PMK 210/2018],” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (14/1/2019).

Baca Juga:
Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Sayangnya, mantan Dirjen Pajak tersebut enggan mendiskusikan lebih lanjut beleid tersebut. Ini dikarenakan pengaturan sudah masuk dalam tataran administrasi perpajakan dan bersifat teknis. Dia pun masih enggan mengomentari kekhawatiran pelaku usaha tentang ketentuan wajib ber-NPWP.

“Soal wajib NPWP itu nanti sajalah komentarnya,” ujar Darmin.

Seperti diketahui PMK 210/2018 menuai resistensi dari pelaku usaha, terutama dari platform marketplace. Pasalnya, pengaturan dirasa berat sebelah karena tidak secara spesifik mengatur aspek perpajakan bagi yang bermain di media sosial.

Baca Juga:
Syarat Daftar Kerja Pakai NPWP 15 Digit atau 16 Digit? Begini Kata DJP

Alih-alih meningkatkan kepatuhan dan penerimaan pajak, kebijakan tersebut berpotensi menimbulkan distorsi bagi sektor e-commerce. Pasalnya, PMK 210/2018 berpotensi memicu migrasinya para pelaku yang selama ini ada di platform marketplace ke media sosial.

Dalam pasal 9 beleid itu hanya disebutkan pengenaan PPN, PPnBM, dan PPh atas perdagangan dan jasa melalui sistem elektronik (e-commerce) berupa online retail, classified ads, daily deals, atau media sosial dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Syarat Daftar Kerja Pakai NPWP 15 Digit atau 16 Digit? Begini Kata DJP

Selasa, 23 April 2024 | 14:25 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pendaftaran NPWP OP Bisa Ditolak Jika Data NIK Berstatus Wanita Kawin

Selasa, 23 April 2024 | 13:30 WIB KP2KP REMBANG

Kantor Pajak Beri Asistensi Ratusan Anggota Kodim Padankan NIK-NPWP

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:45 WIB PENGADILAN PAJAK

Patuhi MK, Kemenkeu Bersiap Alihkan Pembinaan Pengadilan Pajak ke MA

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 15:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP: 13,57 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan hingga 23 April 2024