PEMBANGUNAN dalam suatu negara dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia serta untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Untuk dapat melaksanakan pembangunan demi terciptanya peningkatan kualitas hidup manusia butuh sumber daya ekonomi yang tidak sedikit.
Sumber daya ekonomi dalam negara yang paling besar adalah pajak. Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayarkan oleh warga negara kepada negara yang bersifat memaksa dan wajib pajak tidak mendapatkan imbalan secara langsung.
Penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sejak tahun 2006 sampai 2011 dari sektor pajak dan bea cukai memberi sumbangan rata-rata sebesar 70% dari total pendapatan negara (Arianto: 2012).
Data di atas menunjukan bahwa sektor pajak menjadi sumber pembiayaan utama dalam pendapatan negara. Semakin banyak negara memperoleh pendapatan dari sektor pajak, maka pembangunan akan terus berkembang, begitupun sebaliknya jika pemasukan negara dari sektor pajak berkurang, maka pembangunan akan terhambat.
Permasalahan yang ada adalah tingkat kepatuhan wajib pajak masih sangat kurang. Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan pajak. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, gagasan berupa “I Sa: I am Save Tax : Strategi untuk Menanamkan Sikap Melek Pajak bagi Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA)" dapat dipertimbangkan.
Konsep I am Save Tax
I Sa atau ‘I am Save Tax’ merupakan suatu kegiatan menabung yang menjadi simulasi kegiatan membayar pajak. Idealnya, perlu adanya pembiasaan perilaku untuk peserta didik dalam membayar pajak. Dalam konsep ini semua peserta didik di tingkat SMA wajib ikut serta kegiatan I Sa ‘I am Save Tax’.
Semua peserta didik akan mendapatkan kartu pembayaran untuk menabung. Kemudian besarnya uang yang ditabung oleh peserta didik disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dalam membayar tabungan. Hal ini sesuai dengan konsep membayar pajak.
Selanjutnya, kegiatan menabung dilakukan secara berkala, seperti pada pembayaran pajak yang terdapat jatuh tempo (waktu) dalam membayarnya. Terakhir, uang yang telah ditabung oleh peserta didik, nantinya akan kembali lagi pada peserta didik dalam jangka waktu tiga tahun, yakni pada akhir kelas XII.
Seperti pada umumnya orang menabung, uang yang telah disimpan oleh penabung akan kembali pada penabung. Kegiatan I Sa ‘I am Save Tax’ bertujuan untuk membiasakan remaja untuk mengenal dan mengetahui mengenai pajak sebelum terjun dalam masyarakat. Remaja SMA cenderung sudah mulai memiliki kepekaan terhadap lingkungannya.
Secara psikogis pada saat anak menginjak usia remaja muncul sikap setia dari dalam dirinya. Sikap setia ini berfungsi sebagai pondasi untuk terbentuknya identitas yang bersifat ajeg atau berkelanjutan. Konsep ini erfungsi sebagai alat dalam menanamkan sikap melek pajak bagi masyarakat Indonesia.
Kegiatan Pendukung
Pertama-tama pengenalan mengenai sistem dan cara kerja I Sa ‘I am Save Tax’ dilakukan dalam lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga utama dalam mengenalkan kegiatan ini. Bukan hanya peserta didik yang akan mendapatkan sosialisasi, melainkan orang tua atau wali dari peserta didik juga akan mendapatkan sosialisasi mengenai sistem tersebut.
Sosialisasi ini perlu sebagai langkah awal dalam mengenalkan mekanisme I Sa ‘I am Save Tax’ kepada siswa. Dalam kegiatan sosialisasi juga akan dilakukan simulasi kegiatan. Kemudian yang menjadi fasilitator kegiatan ini adalah bapak dan ibu guru yang mengajar di sekolah masing-masing.
Selain itu, diperlukan ketentuan untuk mengatur pelaksanaannya. Aturan harus mengikat kepada seluruh peserta didik, dan harus ditaati oleh seluruh peserta didik tanpa terkecuali. Akan ada mekanisme sanksi bagi peserta didik yang melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan.
Terakhir adalah kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi ini diperlukan untuk mengadakan perbaikan. Memperbaiki segala kekurangan dan kelemahan yang ada dalam program I Sa 'I am Save Tax' baik dari sisi peserta maupun kurikulum program.