PEREKONOMIAN INDONESIA

Presiden Jokowi: Jangan Dikit-dikit Diambil BUMN

Nora Galuh Candra Asmarani | Jumat, 29 November 2019 | 19:26 WIB
Presiden Jokowi: Jangan Dikit-dikit Diambil BUMN

Presiden Joko Widodo. (foto: Setkab)

JAKARTA, DDTCNews – Presiden Joko Widodo mengungkapkan kontribusi APBN terhadap ekonomi Indonesia hanya sekitar 14% hingga 16%. Selebihnya disumbang sektor swasta.

Dengan demikian, sektor swasta berperan besar dalam roda perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, Jokowi meminta agar ada kesempatan yang lebih besar pada sektor swasta atas setiap peluang ekonomi yang ada.

“Hati-hati, jangan dikit-dikit diambil BUMN. Swasta dulu, kalau swasta tidak mampu mengerjakan, atau internal rate of return-nya rendah, silakan BUMN yang mengerjakan,” ujar Jokowi, seperti dilansir laman resmi Setkab, Jumat (29/11/2019)

Baca Juga:
Politisasi Bansos saat Pemilu Tak Terbukti, Jokowi Ingatkan Persatuan

Meski tingkat internal rate of return (IRR) rendah, sambung Jokowi, hal ini bisa disiasati dengan suntikan penyertaan modal negara (PMN).

Jokowi mengatakan pemerintah baru akan campur tangan apabila terdapat suatu sektor yang tidak menguntungkan. Jika tidak menguntungkan, pihak swasta maupun BUMN tidak tertarik untuk menggarap sektor tersebut.

“Kalau swasta tidak mau, BUMN tidak mau, baru pemerintah yang harus mengerjakan. Karena mungkin memang berada pada posisi yang tidak benar-benar menguntungkan,” kata Jokowi.

Baca Juga:
Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Lebih lanjut, Jokowi menjabarkan tiga hal penting yang harus dipegang teguh untuk menjaga kondisi ekonomi. Pertama, harus mampu bertahan di tengah kesulitan yang menimpa. Kedua, mampu mencari sumber baru yang dapat mendukung upaya untuk tetap bertahan.

“Tiga hal ini penting untuk kita ingat. Jangan kalau ada tekanan eksternal kita langsung pesimis, dan hanya melihat situasi hingga tidak dapat memecahkan masalah,” tegas Jokowi.

Selain itu, Jokowi menyatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melebihi 5% patut disyukuri. Terlebih, tingkat pertumbuhan tersebut membawa Indonesia menempati peringkat ke-3 di antara negara G20.

Baca Juga:
Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Kemudian, Jokowi menekankan untuk mencari solusi akibat tekanan ekonomi global yang menimbulkan ketidakpastian. Namun, mantan Wali Kota Solo ini optimistis masih terdapat peluang yang dapat diupayakan.

Adapun pernyataan Presiden Jokowi ini disampaikan saat memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia. Acara tersebut turut dihadiri oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua OJK Wimboh Santoso, dan juga Wakil Presiden RI ke-11 Boediono. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Kamis, 18 April 2024 | 15:37 WIB PENERIMAAN PAJAK

Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Senin, 15 April 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kondisi yang Membuat PPN atau PPnBM Tidak Dipotong oleh Wapu BUMN

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bappenas: Wacana Badan Penerimaan Negara di RKP 2025 Belum Final

Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Syarat Daftar Kerja Pakai NPWP 15 Digit atau 16 Digit? Begini Kata DJP

Rabu, 24 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS CUKAI

Ketentuan Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan di Bidang Cukai

Rabu, 24 April 2024 | 09:30 WIB KEANGGOTAAN OECD

Ingin Jadi Anggota OECD, Jokowi Bentuk Timnas

Rabu, 24 April 2024 | 09:03 WIB KURS PAJAK 24 APRIL 2024 - 30 APRIL 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 24 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Sedang Uji Coba, Ini Manfaat Modul Vehicle Declaration dalam CEISA 4.0