Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam paparannya di APBN Kita. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat penerimaan neto mayoritas jenis pajak terus menunjukkan perbaikan hingga November 2021. Namun, penerimaan dari jenis pajak penghasilan (PPh) final menjadi satu-satunya yang mencatatkan kontraksi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kendati masih terkontraksi, penerimaan PPh final secara bulanan juga telah menunjukkan perbaikan.
"Untuk PPh final masih mengalami kontraksi. Ini terutama karena adanya jasa konstruksi yang masih mengalami kontraksi dan juga karena suku bunga rendah," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (21/12/2021).
Sri Mulyani mengatakan penerimaan PPh final hingga November 2021 masih mengalami kontraksi 1,0%, sedangkan pada periode yang sama 2020 minusnya mencapai 8,5%. Namun, penerimaanya secara bulanan telah menunjukkan kinerja yang positif.
Pada November 2021 saja, penerimaan PPh final tumbuh tipis 0,3%, sedangkan pada bulan sebelumnya minus 18,1%. Pada kuartal III/2021, penerimaan PPh final minus 1,9%, sedangkan pada kuartal I/2021 dan II/2021 sempat berada di zona positif masing-masing 0,6% dan 3,9%.
Penerimaan PPh final berkontribusi 8,99% terhadap penerimaan pajak sehingga Sri Mulyani juga terus mengamati kinerjanya. Menurutnya, pertumbuhan PPh final yang belum pulih sepenuhnya disebabkan setoran dari jasa konstruksi yang secara agregar masih terkontraksi, walaupun sedikit membaik pada November 2021.
Penyebab lainnya, terjadi penurunan suku bunga dan penurunan tarif PPh final atas bunga obligasi. Penurunan bunga pada deposito dan perbankan akan berdampak langsung pada PPh final yang disetorkan negara.
"Sehingga memang ini bukan situasi yang biasa untuk PPh final," ujar Sri Mulyani. (sap)