Penumpang memakai masker pelindung untuk mencegah terkena penyakit virus korona (COVID-19) duduk di dalam sebuah bus di Seoul, Korea Selatan, Selasa (4/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/hp/cfo
SEOUL, DDTCNews – Pemerintah Korea Selatan memprediksi penerimaan pajak di tahun ini akan tumbuh dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini diyakini dapat menekan defisit fiskal.
Menteri Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki menargetkan defisit fiskal diperkirakan mencapai KRW68,1 triliun tahun ini. Angka tersebut setara dengan 3,2% dari produk domestik bruto (PDB).
“Kesehatan fiskal yang membaik terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan pajak dan peningkatan keuntungan dari pengoperasian dana pensiun nasional,” kata Hong Nam-ki dikutip, Kamis (17/2/2022).
Dia menyampaikan proyeksi penerimaan pajak di tahun ini karena realisasi tahun lalu yang di atas ekspektasi pemerintah yang mencapai KRW344,1 triliun, atau naik KRW85,6 triliun dari realisasi tahun sebelumnya.
Bahkan, pemerintah Korea Selatan melaporkan kinerja penerimaan pajak tahun lalu surplus hingga KRW61,4 triliun.
“Penerimaan pajak meningkat tahun lalu setelah tahun kedua berturut-turut mengalami penurunan. Pada tahun 2020, penerimaan pajak turun KRW7,9 triliun akibat dampak dari pandemi Covid-19,” ujar Hing Nam-ki
Kendati penerimaan pajak tahun ini diprediksi meningkat, jumlah utang juga diperkirakan ikut meningkat karena pengeluaran fiskal pemerintah yang ekspansif.
Terlebih lagi, Kementerian Keuangan mengusulkan tambahan anggaran belanja senilai KRW14 triliun pada bulan lalu sebagai insentif bagi pedagang yang dilanda pandemi. Untuk membiayainya, KRW11,3 triliun di antaranya berasal dari penerbitan utang pemerintah.
Dengan anggaran tambahan yang diusulkan, utang Korea Selatan diperkirakan mencapai KRW1.075,7 triliun pada 2022 dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 50,1%. (sap)