JAKARTA, DDTCNews – Rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk melindungi industri dalam negeri dengan pengenaan tarif impor untuk komoditas baja berimplikasi ke banyak negara termasuk Indonesia. Dinamika ini kemudian menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Dia mengatakan kebijakan domestik AS di bawah administrasi Presiden Donald Trump berpotensi menimbulkan perang dagang dalam skala global. Saling balas tarif impor berpotensi terjadi jika AS jadi menerapkan kebijakan ini.
"Kami lihat saja dulu, dinamika mengenai kebijakan itu sedang diperdebatkan antara Presiden Trump dengan kongres dan senatnya," katanya di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (6/3).
Sejarah mencatat bahwasanya perang dagang berpeluang terjadi bila negara negara ekonomi besar seperti AS menetapkan kebijakan protektif. Hal tersebut merupakan sentimen negatif bagi perekonomian global.
"Namun tentu saja kalau sampai terjadi adanya retorika untuk saling membalas dari sisi tarif, sejarah dunia sudah menunjukkan kalau terjadi perang dagang maka dampaknya buruk terhadap ekonomi dunia," ungkapnya.
Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan seluruh dunia sedang menunggu kepastian dari penerapan kebijakan 'America First' ala Presiden Donald Trump ini.Â
Seperti yang diketahui, Presiden AS Donald Trump mengirim pesan kuat untuk menerapkan tarif impor untuk sejumlah komoditas. Salah satunya adalah baja sebesar 25% dan alumunium sebesar 10% untuk melindungi industri dalam negeri.
Rencana AS tersebut sudah mendapat respon dari Uni Eropa. Zona Eropa sudah mengusulkan beberapa langkah balasan untuk produk AS yang masuk ke pasar Eropa berupa pengenaan tarif sebagai bentuk tanggapan atas kebijakan AS. (Amu)