KALIMAT itu datang dari Mar'ie Muhammad, Menteri Keuangan Kabinet Pembangungan VI (1993-1998), saat menimpali protes sejumlah wartawan karena pelitnya dia berkomentar. Kejadiannya sekitar setahun sebelum krisis moneter 1998 menghantam.
Setengah berbisik Mar'ie waktu itu mengingatkan inflasi kata-kata bisa lebih berbahaya ketimbang inflasi barang dan jasa. Dan tidak semua peristiwa ekonomi harus mendapat komentar menteri keuangan. “Menteri Keuangan bukan ember,” katanya memberi pengertian.
Ember yang dimaksud Mar’ie tidak lain adalah sebutan untuk orang yang suka mengomentari apapun alias tukang komentar. Tentu saja, penjelasan mantan Dirjen Pajak yang sukses mengumpulkan setoran hingga Rp19 triliun dari target hanya Rp9 triliun ini membuat kecut para wartawan.
Para kuli tinta itu terpaksa pulang tanpa membawa berita besar yang dihiasi komentar menteri keuangan, seperti yang ditugaskan para redakturnya. Namun, mereka paham, dan tak melanjutkan protesnya. Mungkin, memang sudah seharusnya menteri keuangan tidak melulu berkomentar. Dia orang, bukan ember. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.