LOMBA MENULIS ARTIKEL PAJAK

Kunci Utama Genjot Penerimaan Pajak

Redaksi DDTCNews
Rabu, 24 Januari 2018 | 14.04 WIB
ddtc-loaderKunci Utama Genjot Penerimaan Pajak
Sherly Senja,
Politeknik Keuangan Negara STAN.

PENERIMAAN pajak merupakan penyumbang terbesar pendapatan negara. Sebagai pundi-pundi kehidupan sebuah negara, pemerintah berupaya keras menggenjot penerimaan pajak guna membiayai pembangunan.

Namun, realisasi penerimaan pajak selama tujuh tahun terakhir memang belum mencapai target 100% dari target yang telah ditetapkan. Tahun 2017, penerimaan pajak hanya mencapai Rp1.151,10 triliun atau 89,68% dari target Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar Rp1.283,57 triliun.

Terdapat banyak faktor yang membuat realisasi penerimaan pajak tidak sesuai ekspektasi. Diantaranya adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah, budaya ikut-ikutan teman, kurang percaya dengan petugas pajak, merasa prosedur pembayaran pajak yang rumit dan lain-lain.

Tentunya faktor penyebab di atas harus segera ditindak lanjuti agar penerimaan pajak di tahun yang akan datang dapat digenjot dengan tujuan tercapainya hasil sesuai dengan yang ditargetkan.

Namun, dari banyak faktor yang telah disebutkan di atas, ada satu hal yang paling mendasar. Rentetan alasan masyarakat untuk dapat berdalih menghindari kewajiban membayar pajak yaitu kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.

Kemudian apa sebenarnya yang menjadi hulu permasalahan yang membuat kurangnya kesadaran masyarakat? Lemahnya pendidikan karakter merupakan hal utama yang menyebabkan masyarakat tidak menyadari betapa pentingnya kontribusi penerimaan pajak terhadap pembangunan bangsa dan negara.

Habituasi Pencipta Karakter yang Utama

Proses suatu kegiatan yang awalnya berat dilakukan, namun dengan adanya habituasi atau pembiasaan terhadap kegiatan tersebut akan membuat kegiatan itu terasa menjadi lebih ringan untuk dilakukan. Proses penciptaan karakter ini yang kemudian hari akan menentukan arah hidup seseorang.

Masa paling efektif untuk menerima hal-hal baru yang akan dipelajari seseorang adalah pada masa golden age yaitu 0-5 tahun. Maka dari itu, hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar menjadi sesuatu yang sangat krusial bagi pembentukan karakter anak.

Karenanya, pendidikan karakter sejak dini adalah hal primer bagi kelangsungan hidup bangsa. Pendidikan karakter tidak hanya berhenti pada usia 5 tahun. Hal ini terus akan terus berlanjut dalam kehidupan seseorang.

Dalam pendidikan karakter ini seharusnya orang-orang terdekat anak harus mengajarkan mengenai “integritas”. Integritas menjadi pondasi utama perilaku seseorang.

Melihat pentingnya integritas untuk memutus mata rantai permasalahan, maka akan sangat baik jika setiap anggota masyarakat sejak detik ini juga memaknai arti integritas dan mulai membiasakan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika hal ini terjadi maka dapat disimpulkan bahwa potensi penerimaan pajak di masa yang akan datang dapat mencapai titik optimal seperti yang diharapkan.

Usaha menggenjot penerimaan pajak dengan pendidikan karakter ini adalah langkah yang efisien untuk mengatasi kurangnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak.

Namun, selain penguatan pendidikan karakter, sosialisasi mengenai arah penggunaan penerimaan pajak juga harus gencar dilaksanakan sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat yang dapat menumbuhkan kepercayaan mereka terhadap negara.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.