NERACA DAGANG INDONESIA

Ini Daftar Industri yang Tertekan Ekspornya

Redaksi DDTCNews
Kamis, 15 Agustus 2019 | 15.37 WIB
Ini Daftar Industri yang Tertekan Ekspornya

Ilustrasi

JAKARTA, DDTCNews - Kinerja ekspor industri pengolahan kini tidak setinggi tahun lalu. Namun, sejumlah industri kunci lain juga mengalami penurunan nilai ekspor pada Juli 2019.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan industri pengolahan menyumbang 74% dari total ekspor Indonesia sepanjang tahun ini. Penurunan kinerja di sektor manufaktur memiliki implikasi luas terhadap ekspor nasional secara keseluruhan. 

"Untuk industri pengolahan ekspornya pada Juli 2019 turun 2,75% dari bulan yang sama tahun lalu. Yang cukup dalam penurunannya adalah sektor minyak kelapa sawit," kata pejabat yang biasa dipanggil Kecuk ini di Kantor BPS, Kamis (15/8/2019). 

Lebih lanjut, ia menjelaskan sektor usaha kelapa sawit yang masuk dalam klasifikasi barang lemak dan minyak hewan/nabati ekspornya turun sebesar 18,7%. Sepanjang Januari - Juli 2019 sektor usaha ini mencatat ekspor senilai US$9,4 miliar. Capaian tersebut lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang senilai US$11,6 miliar. 

Jenis industri alas kaki juga mengalami penurunan kinerja ekspor hingga 11,6% hingga Juli 2019. Kinerja ekspor kelompok barang ini dari Januari - Juli 2019 sebesar US$2,5 miliar. Angka ekspor tersebut turun dari periode tahun lalu yang sebesar US$2,9 miliar. 

Selanjutnya, industri batu bara yang masuk dalam golongan barang bahan mineral juga terkontraksi ekspornya sebesar 8,3%. Kinerja ekspor sektor ini hingga Juli 2019 tercatat sebesar US$13,2miliar. Capaian tersebut masih lebih rendah dari periode Januari -Juli 2018 yang senilai US$14,5 miliar. 

"Kalau untuk pertambangan yang secara tahunan turun cukup tajam adalah batu bara yang harganya turun jauh sekali dari tahun lalu," paparnya. 

Secara keseluruhan, ekspor nonmigas hingga Juli 2019 turun 6,58% dari tahun lalu. Ekspor nonmigas periode Januari - Juli 2019 sebesar US$88 miliar. Capaian ekspor kumulatif tersebut lebih rendah dari periode tahun lalu yang senilai US$94,2 miliar. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.