Salah satu slide yang dipaparkan oleh Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Oktober 2024 secara tahunan sebesar 1,71%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 1,84%.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi kelompok pengeluaran dengan andil terbesar untuk inflasi tahunan pada Oktober 2024.
"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret kretek mesin, yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,15% untuk beras dan 0,13%," katanya, Jumat (1/11/2024).
Amalia menuturkan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat 2,35% dan memberikan andil 0,67% terhadap inflasi umum. Komoditas yang juga memberikan andil inflasi besar pada kelompok ini adalah kopi bubuk, minyak goreng, bawang merah, dan gula pasir.
Lalu, komoditas lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turut memberikan andil inflasi cukup signifikan antara lain emas perhiasan dan nasi dengan lauk dengan andil inflasi masing-masing 0,35% dan 0,06%.
Lebih lanjut, komponen inti pada Oktober 2024 mengalami inflasi sebesar 2,21% dengan andil terhadap inflasi mencapai 1,42%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi di antaranya emas perhiasan, kopi bubuk, nasi dengan lauk, minyak goreng, dan gula pasir.
Setelahnya, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,77%, dengan andil yaitu 0,15%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini yakni sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, dan sigaret putih mesin.
Terkait dengan komponen harga bergejolak, Amalia menyebut terjadi inflasi sebesar 0,89% dengan andil 0,14%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yakni beras, bawang merah, bawang putih, dan telur ayam ras.
Dia menyebut seluruh provinsi di Indonesia tercatat mengalami inflasi pada Oktober 2024. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah sebesar 4,19% dan inflasi terendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,22%.
Secara bulanan, terjadi inflasi sebesar 0,08% pada Oktober 2024, sekaligus menghentikan tren deflasi dalam 5 bulan beruntun. Sementara itu, inflasi secara tahunan tercatat 1,71% dan inflasi tahun kalender 0,82%.
"Inflasi bulan Oktober 2024 ini mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024," ujar Amalia.
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Oktober 2024 secara bulanan adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,94% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,06%.
Sementara itu, terdapat komoditas penyumbang utama inflasi antara emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06%. Setelahnya, daging ayam ras, bawang merah, tomat, nasi dengan lauk, kopi bubuk, minyak goreng, sigaret kretek mesin, serta telur ayam ras juga turut menyebabkan inflasi. (rig)