Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat konferensi pers. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik mencatat indeks harga konsumen pada Februari 2022 mengalami deflasi 0,02%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,54% dan tingkat inflasi tahun ke tahun 2,06%. Menurutnya, deflasi itu disebabkan penurunan harga sejumlah komoditas pangan.
"Penyumbang deflasi utama adalah terkait dengan harga-harga komoditas minyak goreng, telur ayam ras, serta daging ayam ras," katanya melalui konferensi video, Selasa (1/3/2022).
Setianto mengatakan deflasi pada Februari 2022 terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok pengeluaran itu mengalami deflasi 0,84% dengan andil terhadap deflasi 0,22%, terutama karena penurunan harga minyak goreng dengan andil 0,11%.
Deflasi juga terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04%, tetapi andilnya 0%. Sementara pada kelompok pengeluaran lainnya, masih mengalami inflasi seperti kelompok perumahan, air, listrik, dan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi 0,25% dan andil 0,05%.
Berdasarkan komponennya, Setianto menyebut komponen inti pada Februari 2022 mengalami inflasi sebesar 0,31% dengan andil 0,20%. Kemudian, komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,18% dan komponen yang harganya bergejolak terjadi deflasi 1,5%.
"Komponen harga bergejolak memberikan andil terhadap deflasi 0,25 dengan komoditas utamanya minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, serta cabai rawit," ujarnya.
Dari 90 kota yang disurvei, dia menyebut terdapat 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjungpandan sebesar 2,08%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Palembang, Palangkaraya, dan Tarakan sebesar 0,01%.
Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,65% dan terendah terjadi di Tanjung Selor 0,01%. (sap)