BADAN PUSAT STATISTIK:

Nilai Tukar Rupiah Melemah Sepanjang Februari 2017

Redaksi DDTCNews
Kamis, 16 Maret 2017 | 11.07 WIB
Nilai Tukar Rupiah Melemah Sepanjang Februari 2017

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai mata uang rupiah terbilang melemah sepanjang Februari 2017. Depresiasi nilai tukar eceran rupiah terjadi pada dolar Amerika, dolar Australia, dan yen Jepang.

Berdasarkan data bulanan keluaran BPS, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,18% terhadap dolar Amerika. Sementara terhadap dolar Australia, rupiah terdepresiasi 1,81% dan 0,25% terhadap yen Jepang. Meski begitu, rupiah masih menguat terhadap euro sebesar 1,35%.

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar Amerika terjadi pada minggu keempat Februari 2017. Saat itu rupiah mencapai Rp13.336,70 per dolar Amerika. 

“Sementara menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yang mencapai Rp13.416,67 per dolar Amerika,” kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (15/3).

Sementara itu, level terendah kurs eceran rupiah terhadap dolar Australia terjadi pada minggu keempat Februari 2017 yang mencapai Rp10.213,87 dolar Australia. Sulawesi Tenggara merupakan provinsi lokasi kurs level terendah, yakni Rp10.289,65 per dolar Australia pada minggu ketiga Februari 2017.

Selanjutnya, level terendah kurs tengah terhadap yen Jepang mencapai Rp117,98 per yen Jepang pada minggu kedua Februari 2017. Sedangkan menurut provinsi, level terendah kurs terjadi di Provinsi Maluku Utara, Rp119,85 per yen Jepang pada minggu kedua Februari 2017.

Adapun terhadap euro, level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terjadi pada minggu keempat Februari 2017. Saat itu, nilai tukar mata uang rupiah mencapai Rp14.086,03 per euro. Berdasar data provinsi, level tertinggi kurs tengah sempat terjadi di Provinsi Papua yang mencapai Rp13.899,13 per euro pada minggu keempat Februari 2017.

Suhariyanto menjelaskan dipilihnya empat mata uang asing tersebut untuk mengukur nilai tukar rupiah karena keempatnya hampir selalu diperdagangkan di 34 provinsi di Indonesia.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menambahkan nilai tukar rupiah terhadap empat mata uang asing itu berpeluang naik di bulan ini karena banyaknya kunjungan kepala negara sahabat ke Indonesia. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.