JAKARTA, DDTCNews – Pembangunan infrastruktur yang kini digencarkan oleh pemerintah justru membuka peluang besar untuk swasta bisa berinvestasi di dalamnya. Menteri Keuangan menyadari imbal balik yang diperoleh akan cukup baik jika berinvestasi di Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dinamisnya pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin menjadikan investasi di sektor infrastruktur Indonesia lebih menguntungkan. Setidaknya dalam satu dekade pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,7%.
“Kondisi ini terjadi akibat dampak dari reformasi struktural yang dilakukan oleh pemerintah. Meskipun, sejumlah penerbitan kebijakan fiskal dan moneter tetap dilaksanakan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (8/11).
Sri Mulyani menyatakan rendahnya rasio utang pemerintah juga menjadi penopang perbaikan iklim investasi di Indonesia. Sehingga, pemerintah memiliki tata kelola keuangan yang lebih baik untuk menarik lebih banyak investasi di sektor infrastruktur.
“Rasio utang pemerintah terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) baru mencapai 27%, angka ini masih cukup rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain,” tuturnya.
Kemudian, pemerintah juga berencana menawarkan sejumlah proyek strategis kepada swasta guna menggenjot pembangunan infrastruktur. Nilai investasi yang ditawarkan kepada swasta mampu mencapai kisaran Rp600-700 triliun.
Adapun sejumlah proyek strategis tersebut antara lain pembangunan Roro Bitung Indonesia menuju Davao Filipina, Laos Road No.3 atau disebut juga ASEAN Highway, pelabuhan Kuala Tanjung Indonesia, Soekarno-Hatta Railway, serta kereta cepat trayek Jakarta-Surabaya.
Selain itu, juga ada pembangunan infrastruktur kelistrikan program 35 megawatt di Indonesia, Bandara Internasional Kertajati, jalan tol dari Yogyakarta menuju Solo, hingga sejumlah jalan tol lain yang juga ditawarkan kepada swasta. (Gfa)