JAKARTA, DDTCNews – Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menilai target pertumbuhan penerimaan pajak yang dipasang 15% menjadi Rp1.271,7 pada APBN 2017 terlalu agresif.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan dalam situasi perlambatan ekonomi saat ini, pemerintah ‎seharusnya mendorong industri dengan insentif fiskal bukan malah menaikkan target penerimaan pajak.
"Ini masih ada perlambatan ekonomi walaupun tahun depan ada prediksi kenaikan pertumbuhan ekonomi 0,1% menjadi 5,1%, tapi tidak signifikan. Jadi menurut pengusaha target tumbuh 15% itu cukup agresif," ujarnya seusai Rakor Organisasi dan Keanggotaan KADIN di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (28/10).
Rosan menambahkan apabila target penerimaan tahun depan ada kekurangan (shortfall) lagi, maka potensi pemotongan anggaran atau belanja Kementerian/Lembaga bisa kembali terjadi karena pemungutan pajak tidak maksimal.
"Kalau target ini miss, akan terjadi shortfall. Akibatnya ada revisi anggaran lagi, dipotong. Karena di tengah perlambatan ekonomi, target penerimaan pajak 2017 masih cukup agresif," tegas Rosan.
Karena itu, dia menyarankan supaya pemerintah lebih mendorong peningkatan ekspor, mendorong industri tumbuh supaya ekonomi terkerek naik dan menciptakan lapangan kerja.
"Harusnya penerimaan pajak turun sedikit, tapi bantu industri tumbuh. Dampaknya akan jangka panjang karena ada multiplier effect. Jadi jangan hanya memikirkan penerimaan saja, tapi bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa‎ terjaga secara berkesinambungan," pungkas Rosan. (Amu)