BERITA PAJAK HARI INI

Awal September, Dana Repatriasi Diproyeksi Meningkat

Redaksi DDTCNews
Selasa, 09 Agustus 2016 | 09.30 WIB
Awal September, Dana Repatriasi Diproyeksi Meningkat

JAKARTA, DDTCNews – Informasi perkembangan terbaru pelaksanaan tax amnesty masih menjadi sorotan di beberapa media nasional pagi ini, Selasa (9/8). Presiden Joko Widodo memperkirakan aliran dana tax amnesty akan meningkat pada akhir bulan ini atau awal bulan September.

Hal tersebut dikarenakan 30 September 2016 merupakan berakhirnya masa tarif tebusan terendah. Menurut catatan Presiden harta yang dideklarasikan hingga kemarin mencapai Rp9,27 triliun dengan nilai tebusan sebesar Rp193 miliar.

Sementara itu, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah instrumen penampung aliran dana tax amnesty. Seperti apa kelanjutan beritanya? Berikut ringkasannya :

  • Instrumen Penampung Sudah Siap

Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menunjuk 55 perusahaan untuk bertindak sebagai pintu masuk dana repatriasi dari wajib pajak. Perusahaan itu terdiri dari 18 bank persepsi, 18 manajer investasi, dan 19 perantara pedagang efek.

  • UMKM Dibidik Mengikuti Tax Amnesty

Pemerintah tengah membidik sektor UMKM untuk mengikuti tax amnesty lantaran potensi deklarasi harta dari UMKM cukup besar. Namun, banyak UMKM yang mengaku takut lantaran selama ini belum melaporkan kewajiban pajak mereka ditambah mereka belum memahami sepenuhnya tentang tax amnesty. Atas hal ini pemerintah terkesan tidak melakukan upaya apapun guna membantu sektor UMKM ini.

  • Pertumbuhan Inflasi Ditarget Moderat

Otoritas investasi mematok angka pertumbuhan moderat untuk realisasi penanaman modal hingga akhir tahun ini. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyatakan hingga saat ini masih ada faktor-faktor yang menghambat maupun mendukung realisasi investasi, jadi dia hanya memberikan angka pertumbuhan moderat di atas 10%.

  • PDB Kuartal III Bisa Capai 5,2%

Bank Indoneaia memprediksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2016 bisa mencapai 5,2%, sehingga sampai dengan akhir tahun bisa berada di level 5,1%. Konsumsi rumah tangga dan pemerintah serta ekspansi bisnis dari investor menjadi dorongan utama untuk mencatatkan pertumbuhan di atas 5% hingga akhir tahun.

  • Capital Inflow Naik, Ekspektasi Membaik

Tercatat hingga saat ini aliran dana asing yang masuk ke Indonesia sekitar US$10 miliar di tengah situasi ketidakpastian global. Ini juga mendorong tren peningkatan cadangan devisa. Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2016 sebesar US$111,4 miliar atau naik US$1,6 miliar dibandingkan dengan posisi Juni 2016. BI meyakini aliran dana akan meningkat seiring pengaruh masuknya dana repatriasi dari program tax amnesty.

  • BI: Secara Struktural Ekonomi Belum Menguat

Bank Indonesia (BI) saat ini masih mengkaji efek pemangkasan anggaran ke pertumbuhan. BI menyebutkan ada 5 risiko yang memengaruhi ekonomi Indonesia tahun ini. Pertama, ketidakpastian pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang memengaruhi keputusan kenaikan suku bunga The Fed. Kedua, tanda-tanda pelemahan ekonomi Inggris sebagai Brexit. Ketiga, tren peningkatan harga komoditas masih belum jelas. Keempat, efektifitas penyerapan APBN-P 2016 pasca pemangkasan. Kelima, efektifitas kebijakan moneter mendorong pertumbuhan kredit. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.