Kantor Pusat World Bank di Washington DC, Amerika Serikat. (foto: worldbank.org)
JAKARTA, DDTCNews - World Bank menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 4,3% menjadi hanya 4,1% pada 2022.
Laporan Global Economic Prospects yang dirilis World Bank menyebut koreksi tersebut dilakukan seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di berbagai belahan dunia. Koreksi juga terjadi pada proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 yang kini menjadi 5,5% dan 3,2% pada 2023.
"Berbagai risiko akan menurunkan prospek [pertumbuhan ekonomi], termasuk gangguan ekonomi yang didorong oleh Omicron, gangguan rantai pasokan, inflasi, tekanan keuangan, bencana terkait iklim, dan melemahnya pendorong pertumbuhan jangka panjang," bunyi laporan tersebut, dikutip Rabu (12/1/2022).
World Bank menyebut perkembangan kasus Omicron telah memengaruhi prospek pemulihan ekonomi pada tahun ini. Tekanan Omicron yang dialami negara berkembang bahkan lebih besar dari negara maju lantaran capaian vaksinasi yang lambat dan kebijakan pemerintah yang cenderung lemah.
Sejumlah persoalan yang menjadi tantangan global untuk memulihkan pandemi di antaranya akses vaksin tetap tidak merata, karena tingkat vaksinasi di negara berpenghasilan rendah masuk kategori sangat kecil. Kemudian, persoalan lainnya di antaranya laju inflasi global juga diperkirakan tetap berada di atas tingkat pra-pandemi dan gangguan rantai pasok.
World Bank menilai kemajuan dalam vaksinasi menjadi kunci untuk memulihkan mobilitas dan mengatasi gangguan rantai pasokan. Pada 2021, kendala utama yang dihadapi yakni akses vaksin yang terbatas pada negara berpenghasilan rendah paling menderita. Namun pada awal 2022, pasokan vaksin telah meningkat secara signifikan, tetapi kehadiran Omicron dan hambatan distribusi vaksin tetap menjadi kendala utama.
"Ini menyebabkan ketidakpastian kesehatan tetap ada di masa depan," bunyi laporan tersebut.
Khusus di Indonesia, World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 akan sebesar 3,7%, kemudian 5,2% pada 2022 dan 5,1% pada 2023. (sap)