Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti. (Foto: Das/DDTCNews)
JAKARTA, DDTCNews - Integrasi data kepabeanan dan pergerakan devisa dalam Sistem Informasi Monitoring Devisa Terintegrasi Seketika (SiMoDIS) akan mulai berlaku tahun depan. Kerja sama yang disebut memberikan manfaat besar bagi Bank Indonesia (BI).
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan kerja sama dengan Kemenkeu dalam bentuk SiMoDIS menjadi strategis. Berbagai keuntungan akan diperoleh otoritas moneter berbekal data yang terdapat di dalam SiMoDIS.
"SiMoDIS sangat bermanfaat guna mendukung perumusan kebijakan Bank Indonesia ke depannya," Katanya di Kantor Pusat DJBC, Jumat (27/12/2019).
Lebih lanjut, Destry menjelaskan keunggulan dari SiMoDIS ialah Bank Indonesia dapat mengetahui aliran devisa secara secara cepat dengan jeda satu hari pasca transaksi dilakukan oleh eksportir dan importir. Hal ini berbeda dengan laporan aliran devisa yang baru didapat otoritas dari perbankan yang dilakukan satu bulan sekali.
Manfaat lain dari SiMoDIS dari sisi kebijakan moneter ialah untuk melakukan stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan data yang tersedia secara cepat berkat dokumen kepabeanan maka menjadi instrumen BI dalam melakukan kalkulasi permintaan dan persedian dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri.
"Dengan SiMoDIS kita tidak hanya mendapatkan data terkait arus uang,tapi juga bisa dicocokkan dengan dokumen dan arus barangnya. Jadi BI bisa dapatkan suatu gambaran yang akurat sebagai mandat kami untuk menjaga stabilitas rupiah," paparnya.
Destry menambahkan dengan SiMoDIS, juga menjadi instrumen tambahan bagi BI dalam menyusun kebijakan dalam rangka pengendalian defisit neraca transaksi berjalan. Selain itu, pengusaha juga lebih efisien dalam pelaporan arus lalu lintas devisa yang dilakukan.
"Kami ingin tekankan bahwa tidak ada kaitannya dengan pengontrolan devisa, yang kami tujukan gimana kami bisa optimalkan data yang ada, terkait arus devisa sehingga kami bisa buat kebijakan lebih optimal dan akurat," imbuhnya. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.