Pengujung memadati pasar tradisional di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/Spt.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Anggaran (Banggar) DPR menilai target pertumbuhan ekonomi dalam dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 sebesar 5,2% hingga 5,8% masih tergolong realistis.
Wakil Ketua Banggar DPR Wihadi Wiyanto memperkirakan kinerja perekonomian pada 2026 masih akan diliputi berbagai tantangan. Namun, tetap ada ruang untuk mencapai rentang target pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah asal berbagai program prioritas direalisasikan.
"Dengan angka 5,2% sampai 5,8%, kita melihat bahwa angka pertumbuhan itu masih cukup realistis karena banyak program-program yang masih belum berjalan," katanya dikutip pada Sabtu (24/5/2025).
Wihadi mengatakan perekonomian nasional pada 2026 antara lain akan dipengaruhi oleh ketidakpastian perdagangan dan investasi global. Menurutnya, pemerintah perlu segera mengambil langkah antisipatif guna mengurangi dampak negatif gejolak ekonomi global terhadap perekonomian nasional.
Dia menilai target pertumbuhan ekonomi pada 2026 dapat dicapai dengan cara merealisasikan berbagai program strategis pemerintah. Misal, program makan bergizi gratis dan program ketahanan pangan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga dapat ditopang melalui akselerasi investasi dan program hilirisasi agar produk Indonesia memiliki nilai tambah.
"[Target pertumbuhan ekonomi] 5,2% sampai 5,8% masih mempunyai harapan untuk bisa tercapai karena kita masih mendorong investasi dengan adanya Danantara dan adanya hilirisasi," ujarnya.
Pemerintah dalam KEM-PPKF 2026 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi 2026 akan berkisar 5,2% hingga 5,8%. Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.
Beberapa di antaranya yakni menjaga daya beli masyarakat serta mendorong transformasi dan reformasi ekonomi, termasuk hilirisasi sumber daya alam, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan kualitas SDM. (dik)