Anak-anak bermain dengan latar belakang gedung bertingkat di bantaran Kanal Banjir Barat, Petamburan, Jakarta, Senin (7/8/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Perekonomian Indonesia dinilai cukup resilien di tengah perlambatan global.Ā Deputi III Kantor Staf Kepresidenan (KSP)Ā Edy Priyono mengatakan resiliensiĀ ekonomi RI tercermin dari konsistensi pertumbuhan di atas 5% selama 7 kuartal berturut-turut.Ā
Menurutnya, stabilitas ekonomi pascapandemi Covid-19 ini didukung oleh seluruh komponen pengeluaran dan lapangan usaha.Ā
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan beberapa negara lainnya yang telah merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023 seperti Vietnam dan Amerika Serikat," ujar Edy dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (12/8/2023).
Edy memastikan bahwa pemerintah dan otoritas terkait akan terus menjaga pertumbuhan ekonomi. Upaya pemerintah tersebut meliputi pengendalian inflasi, mendorong kinerja ekspor, serta peningkatan investasi. Secara tahunan, tingkat inflasi konsisten menurun menjadi 3,08%Ā pada Juli 2023Ā sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
"Konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDB, didorong oleh peningkatan aktivitas masyarakat selama periode libur hari raya dan libur sekolah,"Ā kata Edy.
Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 tumbuh 5,17% secara tahunan (yoy), lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada kuartal I/2023 yaitu sebesar 5,04%. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan negara peers lainnya, seperti Arabi SaudiĀ (3,93%), Vietnam (3,63&), Brazil (3,45%), dan Thailand (2,68%).
Edy mengungkapkanĀ pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditopang oleh penyumbang utama produk domestik brutoĀ (PDB) dari sisi konsumsi rumah tangga sebesar 2,77%, investasi 4,63%, dan konsumsi pemerintah 10,62%.
"Secara tahunan, sektor-sektor utama penopang PDB kuartal II/2023 yaitu industri pengolahan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sertaĀ sektor perdagangan sebesar 5,25%,"Ā tegas Edy.
Di sisi lain, secara spasial, pertumbuhan terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain Pulau Jawa dan Sumatra sebagai kontributor utama, pertumbuhan ekonomi turut terjadi di Sulawesi, Kalimantan, Bali danĀ Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua. (sap)