BERITA PAJAK HARI INI

DJP Optimistis Penerimaan PPN Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Redaksi DDTCNews
Kamis, 31 Oktober 2019 | 08.58 WIB
DJP Optimistis Penerimaan PPN Tumbuh Positif di Akhir Tahun

Ilustrasi gedung DJP.

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) optimistis penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) mulai tumbuh menjelang akhir tahun. Topik tersebut menjadi bahasan beberapa media nasional pada hari ini, Kamis (31/10/2019).

Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak DJP Yon Arsal mengatakan secara musimannya, penerimaan PPN sepanjang Oktober—Desember tumbuh cukup tinggi. Namun, DJP pesimistis target pertumbuhan 20,97% dapat tercapai.

“Akhir Oktober puncaknya wajib pajak bayar PPN,” kata Yon.

Yon mengatakan penerimaan PPN masih sulit tumbuh signifikan karena profitabilitas korporasi, volume produksi, dan penjualan eceran dalam tren penurunan. Namun, dia optimistis realisasi penerimaan hingga Oktober 2019 bisa sama dengan periode yang sama tahun lalu 14,97%.

Hingga saat ini, Kementerian Keuangan masih belum merilis transparansi kinerja APBN hingga akhir September 2019. Berdasakan data realisasi hingga akhir Agustus 2019, realisasi penerimaan PPN tercatat senilai Rp288,01 triliun atau terkontraksi 6,36% (yoy).

Realisasi 8 bulan pertama 2019 itu tercatat sebesar 43,95% dari target dalam APBN senilai Rp655,39. Adapun target penerimaan PPN yang dipatok dalam APBN itu sekaligus mencatatkan pertumbuhan 20,97% dari APBN 2018.

Selain itu, beberapa media nasional juga menyoroti potensi peningkatan penjualan mobil hibrida karena adanya keringanan tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Apalagi, sepanjang tahun ini, kenaikan penjualan tercatat signifikan karena hadiran model-model baru.

Berikut ulasan berita selengkapnya.

  • Sektor Penyumbang

Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Pajak DJP Yon Arsal mengatakan penerimaan PPN paling banyak disumbang oleh sektor pengolahan dan perdagangan. Walaupun, hingga Agustus 2019, restitusi di sektor itu cukup besar.

“Saat ini percepatan restitusi sudah normal karena sudah satu tahun berjalan sehingga pertumbuhannya sudah melambat. Kedua sektor itu memang paling banyak sumbangsihnya, termasuk juga pembayaran Pajak Penghasilan (PPh), overall keduanya beda tipis,” jelas Yon.

  • Perlambatan Konsumsi

Managing Partner DDTC Darussalam mengatakan memang ada faktor musiman penerimaan PPN akan melonjak pada Oktober—Desember. Namun, ada risiko pertumbuhan yang masih negatif pada tahun ini. Hal ini dikarenakan lemahnya PPN dan PPnBM impor serta tidak agresifnya konsumsi dalam negeri.

“Dengan kata lain, lebih disebabkan oleh melambatnya ekonomi,” kata Darussalam.

Dengan mempertimbangkan lesunya penerimaan PPN pada tahun ini yang lebih disebabkan oleh tekanan ekonomi, dia berpendapat solusi yang harus dijalankan tergantung pada upaya pemerintah menjaga konsumsi domestik.

  • Tidak Jauh Berbeda

Pelaku usaha memproyeksi keringanan tarif PPnBM untuk mobil hibrida akan mendongrak penjualan. Apalagi, pada tahun ini, penjualan tercatat tumbuh positif karena model baru dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan model konvensional.

“Rasanya [penjualan kendaraan hibrida] bisa makin tumbuh karena harga makin terjangkau dan beda sedikit dengan non-hybrid,” kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmy Suwandi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.