ILUSTRASI. Kondisi sebuah kendaraan setelah mengalami kecelakaan beruntun di kilometer 49 Tol Jakarta-Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (30/10/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
COLOMBO, DDTCNews - Sri Lanka punya cara menarik untuk menekan angka kecelakaan di negara tersebut. Negara yang bertetangga dengan India itu bakal mengenakan pajak atas kecelakaan kendaraan bermotor untuk menekan angka kecelakaan kendaraan bermotor.
Menteri Keuangan Sri Lanka Basil Rajapaksa mengatakan pengenaan pajak atas kecelakaan dan kebijakan-kebijakan lainnya mampu menurunkan defisit anggaran menjadi 8,8% dari PDB, lebih rendah dari defisit anggaran pada tahun ini yang mencapai 11,1%.
"Pemerintah mengusulkan pengenaan pajak atas kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan. Melalui kebijakan ini, jumlah kecelakaan diharapkan berkurang," ujar Rajapaksa, dikutip Sabtu (20/11/2021).
Perlu diketahui, jalanan Sri Lanka termasuk yang paling berbahaya di dunia. Setiap tahun, terdapat lebih dari 3.000 korban jiwa dan 25.000 orang yang mengalami luka akibat kecelakaan kendaraan bermotor di Sri Lanka.
Pada tahun depan, Sri Lanka juga berencana untuk mengenakan pajak tambahan (surcharge tax) dengan tarif sebesar 25% atas perusahaan dengan penghasilan di atas LKR2 miliar atau Rp140,3 miliar.
Pajak tambahan hanya akan dikenakan sekali saja pada tahun 2022 dan akan dikenakan berdasarkan pada penghasilan yang diperoleh perusahaan pada tahun pajak 2020/2021.
Tak hanya itu, Sri Lanka juga berencana untuk memungut social security tax dengan tarif sebesar 2,5% atas perusahaan dengan omzet di atas LKR120 juta.
Mengenai PPN, Sri Lanka berencana untuk meningkatkan tarif PPN khusus atas jasa keuangan dari 15% menjadi 18%. (sap)