WASHINGTON D.C., DDTCNews - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana memberikan tariff dividend atau tariff rebate senilai US$2.000 mulai pertengahan tahun depan.
Tariff dividend adalah stimulus dalam bentuk tunai yang diberikan kepada masyarakat dari penerimaan bea masuk. Stimulus ini ditargetkan bisa meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga barang akibat penerapan bea masuk resiprokal.
"Kami akan menerbitkan tariff dividend nanti, sekitar pertengahan tahun depan, mungkin sedikit mundur. Ribuan dolar akan mengalir ke individu berpendapatan menengah," ujar Trump, dikutip pada Rabu (19/11/2025).
Meski demikian, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pemerintah AS tidak bisa langsung memberikan tariff dividend kepada masyarakat. Pemberian stimulus dimaksud perlu mendapatkan persetujuan parlemen dalam bentuk undang-undang.
Pasalnya, pemberian stimulus secara menyeluruh kepada individu berpenghasilan menengah dan rendah akan menimbulkan beban yang amat besar bagi anggaran AS, jauh melampaui penerimaan bea masuk.
Penerimaan AS dari bea masuk diperkirakan senilai US$200 miliar per tahun, sedangkan stimulus diperkirakan membutuhkan anggaran senilai US$600 miliar. Dengan demikian, stimulus senilai US$400 miliar harus didanai dari sumber penerimaan lainnya.
Tak hanya itu, Bessent mengatakan tariff dividend sesungguhnya juga bisa diberikan dalam bentuk selain stimulus tunai, misalnya berupa kredit pajak.
"Presiden Trump selalu mengutamakan solusi konkret. Semua kebijakan akan dipertimbangkan," ujar Bessent dilansir businessinsider.com. (dik)
